Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sunyi Senyap Halodoc PHK 350-an Lebih Karyawannya, Apa Sebabnya?

Sunyi Senyap Halodoc PHK 350-an Lebih Karyawannya, Apa Sebabnya? Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan rintisan teknologi kesehatan atau health tech, Halodoc, baru-baru ini melakukan pemutusan hubungan kerja yang berdampak terhadap 350 lebih karyawan. Menurut pantauan Warta Ekonomi dari sumber yang didapatkan, dari sekitar 1.300 lebih karyawan yang masuk dalam platform perpesanan Slack, terpangkas 950-an karyawan yang tersisa. Lantas, bagaimana tanggapan Halodoc? 

Berdasarkan pantauan Warta Ekonomi melalui akun Instagram @ecommurz pada Selasa (14/11/2023), beberapa pengikut yang mengirim pesan Instagram terhadap Instagram @ecommurz mengatakan bahwa sekitar 10% karyawan di departemen Engineering. Kemudian PHK atau layoff tersebut akan berdampak ke departemen lain, dengan target pemangkasan karyawan hingga 20% di fase pertama PHK. Ditambah lagi, proses layoff ini terjadi ketika tim Halodoc India sedang merayakan Hari Diwali. 

Baca Juga: Risiko PHK akibat Boikot, ini Pandangan Ekonom hingga Tokoh Nasional

Ketika Warta Ekonomi meminta konfirmasi pada Halodoc, alasan PHK tersebut terjadi akibat situasi makroekonomi, politik, dan geopolitik secara global maupun domestik saat ini yang mengharuskan perusahaan untuk mengevaluasi strategi bisnis secara berkala. 

“Perubahan besar dalam situasi makroekonomi, politik dan geopolitik secara global maupun domestik saat ini mengharuskan seluruh pelaku bisnis untuk terus beradaptasi, mengevaluasi strategi bisnis secara berkala, hingga bertransformasi demi memastikan strategi terbaik untuk menghadapi dinamika industri,” ujar Halodoc dalam pernyataan tertulis yang dilansir pada Selasa (14/11/2023). 

Ketika Warta Ekonomi meminta konfirmasi terkait angka karyawan dan departemen yang terdampak, Halodoc belum memberi respons dengan segera. 

Halodoc mengakui, kondisi iklim industri saat ini membuat perusahaan tersebut “perlu menyiapkan organisasi yang tanggap dengan perubahan masa depan (future fit organisation), dan untuk itu, perusahaan harus melakukan rightsizing.”

Meskipun begitu, Halodoc tetap memenuhi hak-hak karyawan berupa perlindungan kesehatan setiap karyawan hingga Desember 2024. 

Selama masa pandemi COVID-19, Halodoc juga berperan untuk menjembatani layanan telemedicine, yang memungkinkan pasien dan tenaga kesehatan tetap terhubung meski jarak jauh, dan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 

“Kami berterima kasih dan memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada setiap karyawan yang telah berkontribusi dengan sepenuh hati, khususnya selama menghadapi pandemi COVID 19,” kata Halodoc. 

Ke depannya, Halodoc terus fokus meningkatkan layanan, memperluas akses layanan kesehatan bagi masyarakat, yang berorientasi pada produktivitas, lincah dan sat set atau agility, dan bisnis jangka panjang. 

Baca Juga: Ancaman Resesi, Gelombang PHK Perlu Diwaspadai Presiden Jokowi

Update: Tim komunikasi Halodoc meminta Warta Ekonomi untuk menghapus pernyataan yang berbunyi "health tech tersebut juga membuat dua co-founder perusahaan mengundurkan diri saat sesi pengumuman perusahaan atau townhall."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: