Meski Banyak Tantangan, Lebih dari 80% Pebisnis Global Optimis dengan Globalisasi dan Perdagangan
Laporan dari Standard Chartered yang berjudul Resetting Globalisation: Catalysts for Change mengungkapkan sentimen lebih dari 3.000 pemimpin bisnis global terhadap pergerakan modal, perdagangan, teknologi, talenta serta budaya dunia kerja, dan dampaknya terhadap keberlanjutan.
Penelitian ini merupakan hasil survei para pemimpin bisnis di 20 negara di Afrika, Asia yang termasuk Indonesia, Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Utara, untuk memahami faktor pendorong globalisasi dan mengukur sentimen terhadap aspek tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi katalis perubahan guna memungkinkan model globalisasi baru yang lebih inklusif bagi usaha kecil dan yang berada di negara berkembang, tingkat transparansi yang lebih tinggi, dan pembangunan yang lebih berkelanjutan. Baca Juga: Zodia, Platform Kripto Milik Standard Chartered Diluncurkan di Hong Kong
Terciptanya dunia yang terhubung atau globalisasi telah menghasilkan pertumbuhan ekonomi selama beberapa dekade, standar hidup yang lebih tinggi, serta pertukaran budaya dan inovasi yang berharga. Namun demikian, skeptisisme terhadap peran globalisasi di masa depan justru semakin meningkat karena terjadinya ketegangan geopolitik, krisis energi global, masalah rantai pasokan, dan penurunan investasi asing.
Meskipun ada kekhawatiran, 88% pemimpin bisnis setuju bahwa globalisasi berhasil dalam lima pilar utama, yaitu perdagangan, modal, teknologi, sumber daya manusia, dan keberlanjutan. Peran perdagangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi mendapat dukungan paling besar – 86% pemimpin mengatakan perdagangan global memungkinkan pembangunan yang lebih berkelanjutan, dan 83% percaya globalisasi membantu membuat rantai pasokan lebih tangguh.
“Globalisasi merupakan aspek yang perlu dikaji kembali, dan babak berikutnya harus lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan. Meskipun terdapat permasalahan yang kompleks, para pemimpin dunia usaha sangat mendukung globalisasi – perdagangan yang lebih berketahanan dan inklusif, aliran modal yang lebih besar untuk menjembatani kesenjangan pendanaan di negara-negara berkembang, dan agar lebih banyak orang dapat memperoleh manfaat dari kemajuan teknologi," ujar Bill Winters, Group Chief Executive, Standard Chartered, dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (16/11/2023).
Terkait aspek keberlanjutan, terdapat kesadaran luas di kalangan pemimpin bisnis akan perlunya solusi di tingkat lokal maupun global. Meskipun 70% pemimpin berpendapat positif mengenai efektivitas mekanisme tata kelola global, hanya 56% yang percaya bahwa solusi perubahan iklim memerlukan upaya secara global.
"Yang terpenting, kita perlu mewujudkan transisi yang adil untuk mencapai tujuan keberlanjutan bersama dan memastikan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Solusi terhadap tantangan bersama hanya dapat ditemukan melalui kolaborasi dan koneksi, bukan melalui fragmentasi ataupun isolasi," tuturnya.
Selain itu, Responden mengidentifikasi perdagangan sebagai cara untuk mempercepat penerapan teknologi rendah karbon, serta transfer keterampilan dan pengetahuan. Para pemimpin juga menyadari adanya kebutuhan untuk mempercepat transisi menuju masa depan net-zero. Baca Juga: Dampak Ekonomi Global dan Lambatnya Daya Beli, Aktivitas Ekonomi Indonesia Menurun
Responden menekankan pentingnya tiga aspek Utama permodalan – dimana hampir semua responden (95%) percaya bahwa modal harus dapat mengalir dengan bebas di seluruh dunia, dan para responden juga sepakat mengenai manfaat pasar keuangan bagi negara maju dan berkembang, serta perlunya pemerintah untuk mendukung investasi asing.
Teknologi juga merupakan sebuah tema yang perlu digarisbawahi, dimana 75% responden menyatakan kebebasan aliran data secara global memberikan sebuah dampak positif. Para pemimpin juga menyerukan perlunya untuk memastikan agar masa depan keuangan digital tetap aman dan terjamin bagi semua orang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement