Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Amerika Serikat Veto Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, PKS Geram: Ini Sangat Memprihatinkan

Amerika Serikat Veto Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, PKS Geram: Ini Sangat Memprihatinkan Jazuli juwaini pks | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menyoroti veto yang dilakukan Amerika Serikat (AS) terhadap Resolusi Gencatan Senjata Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan kekerasan di Gaza Palestina (8/12/2023).

Jazuli mengaku kecewa dan menyesalkan apa yang AS lakukan tersebut padahal 102 negara termasuk Indonesia telah mendorong adanya gencatan senjata.

“Kondisi di Gaza sudah sangat memprihatinkan sehingga butuh intervensi kemanusiaan dari dunia. Fraksi PKS DPR sangat menyesalkan kegagalan Dewan Keamanan dalam mengadopsi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza meskipun lebih dari 102 negara, termasuk Indonesia, ikut mensponsori resolusi tersebut,” kata Jazuli sebagaimana dikutip dari laman fraksi.pks.id, Minggu (17/12/23).

Baca Juga: Jokowi Singgung Hak Hidup Rakyat Palestina di APEC Economic Leaders Retreat

Ketika dunia sudah begitu perih melihat kekejaman agresi Israel dan begitu banyaknya korban sipil yang jelas mengarah pada genosida, Jazuli Juwaini heran AS justru ingin hal itu terus berlangsung.

Jazuli mempertanyakan di mana pembelaan Hak Asasi Manusia (HAM) yang selama ini disuarakan oleh AS namun ketika rakyat Palestina jadi korban mereka justru dia,

“18 ribu lebih korban jiwa rakyat Palestina, di mana 8.000 lebih terdiri dari anak-anak dan 6.200 perempuan meninggal dunia. Pantas kita bertanya di mana rasa kemanusiaan AS? Di mana pembelaan HAM yang selama ini diagung-agungkan dan dijadikan agenda global politik luar negeri AS? Kita sangat kecewa AS telah mati rasa kemanusiaannya di mata dunia,” ungkap Jazuli. 

Menurut Wakil Presiden Forum Anggota Parlemen Muslim Dunia (IIFP), apa yang dilakukan AS sangat ironis. Negara kampiun demokrasi yang katanya membela hak asasi manusia justru memveto resolusi kemanusiaan untuk menghentikan perang dengan korban jiwa sipil begitu besar.

Korban di depan mata dunia terdiri dari anak-anak, perempuan, dan orang tua seolah tiada artinya di mata AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: