Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
“Asosiasi kuat PSI dengan Jokowi, ditambah kemunculan Kaesang dan dukungan PSI terhadap Prabowo-Gibran, membuat elektabilitas ikut terkerek,” jelas Vivin.
Partai lain yang turut menikmati kenaikan elektabilitas adalah Golkar, naik sejak November 2023 lalu dan kini mencapai 10,1 persen.
Baca Juga: Survei JRC: PDIP Ditinggal Gerindra, Senayan Akan Kedatangan PSI
“Golkar mempertahankan posisi tiga besar, setelah sempat tergeser oleh Demokrat pada 2021 dan 2022,” terang Vivin.
Demokrat sendiri bersaing ketat dengan PKB, masing-masing dengan elektabilitas 7,3 dan 7,1 persen.
“Demokrat dan PKB sama-sama memainkan posisi yang ambigu, di mana keduanya bertukar posisi dalam koalisi pengusung capres-cawapres,” Vivin menjelaskan.
Demokrat yang keluar dari Koalisi Perubahan dan berbalik mengusung Prabowo-Gibran harus menyesuaikan diri dengan posisinya dulu sebagai oposisi. Sebaliknya PKB yang merupakan bagian dari pemerintahan mendadak bicara soal perubahan setelah mengusung Anies-Muhaimin.
Anggota Koalisi Perubahan lainnya yaitu PKS elektabilitasnya berada di margin ambang batas, sebesar 4,4 persen. Demikian pula Nasdem yang hanya mencapai 2,5 persen, di bawah PAN yang merupakan anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) pengusung Prabowo-Gibran (3,3 persen).
Lainnya adalah PPP (1,7 persen), Perindo (1,5 persen), dan Gelora (1,3 persen). PPP dan Perindo mengusung Ganjar-Mahfud, sedangkan Gelora masuk ke dalam koalisi KIM. Sisanya partai-partai papan bawah seperti PBB (0,6 persen), Hanura (0,5 persen), dan Ummat (0,3 persen).
Terakhir ada Garuda (0,1 persen), sedangkan dua partai baru lainnya nihil dukungan, dan sisanya masih ada 19,8 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
“Hampir semua partai termasuk non-parlemen telah tergabung dalam koalisi pengusung capres-cawapres,” pungkas Vivin.
Baca Juga: Survei NSN: PSI dan Gerindra Naik Tajam, PDIP Ditinggalkan
Survei Index Research dilakukan pada 3-9 Januari 2024 terhadap 1200 orang mewakili semua provinsi. Responden dipilih secara acak bertingkat (multistage random sampling) dan diwawancara tatap muka. Margin of error survei sebesar ±2,9 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement