Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Indonesia Miner 2024: Menuju Transisi Energi dan Hilirisasi Industri Pertambangan

Indonesia Miner 2024: Menuju Transisi Energi dan Hilirisasi Industri Pertambangan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indonesia Miner 2024 resmi dibuka, konferensi dan pameran internasional ini menjadi ajang pertemuan bagi pelaku usaha, pakar, dan pengambil kebijakan di industri pertambangan Indonesia.

Staf Khusus Bidang Peningkatan Pengusaha Nasional Kementerian Investasi/BKPM, M. Pradana Indraputra, menyampaikan pandangannya mengenai pengembangan aluminium hijau dan tujuan keberlanjutan global. Ia menegaskan bahwa Indonesia sedang menuju ekonomi hijau, meskipun masih menghadapi beberapa tantangan.

Baca Juga: Indonesia Miner 2024 Dorong Indonesia jadi Pemimpin Regional Bagi Masa Depan Industri Pertambangan

“(Dalam bahasa Inggris) saat ini, Indonesia adalah penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar ke-8 di dunia. Namun, dalam 4 tahun terakhir, Indonesia telah melakukan berbagai upaya signifikan untuk mengatasi isu ini. Kini, tujuan utama Indonesia adalah melakukan transisi energi,” jelas Pradana, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Rabu (5/6).

Pradana menekankan pentingnya industrialisasi dalam mendukung transisi energi global, mengingat Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia serta cadangan timah, bauksit, dan tembaga yang signifikan. Empat komoditas utama tersebut harus menjadi prioritas pengembangan industri hilir.

Pradana juga mengungkapkan bahwa pelarangan ekspor nikel dan bauksit telah diberlakukan dan akan diperluas ke komoditas timah dan tembaga. Soal hilirisasi bauksit, ia menyatakan bahwa pemerintah fokus pada empat prioritas: panel surya, komponen otomotif, kemasan makanan, dan bahan bangunan. Potensi investasi industri hilir bauksit diperkirakan mencapai US$48,89 miliar.

“Mengenai arah kebijakan pemerintah, ada dua strategi yang dapat dilakukan. Pertama adalah pengembangan industri hilir, khususnya bauksit, dalam bentuk substitusi impor. Kedua adalah penguatan industri dalam negeri,” tekan Pradana.

Adapun Pradana menyatakan bahwa Indonesia adalah tempat yang tepat untuk berinvestasi, didukung oleh kinerja ekonomi yang solid dan berbagai insentif dari Kementerian Investasi/BKPM, seperti tax holiday, tax allowance, import duty exemption, dan super tax deduction, untuk industri-industri yang berkontribusi terhadap hilirisasi.

Baca Juga: Kamaruddin Simanjuntak Desak Penegak Hukum Usut Aktivitas Tambang di Kalsel yang Diduga Rugikan Negara dan Akibatkan Kerusakan Lingkungan

Dengan fokus pada transisi energi dan hilirisasi, Indonesia Miner 2024 menjadi momentum penting bagi Indonesia dalam mengoptimalkan sumber daya alam dan meningkatkan daya saing industri pertambangan di kancah global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: