Pengembangan ekonomi dan keuangan syariah (eksyar) di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan positif. Kemajuan tersebut perlu didukung dengan upaya memperluas akses pembiayaan antara lembaga keuangan syariah dengan pelaku usaha syariah, serta penguatan literasi dan inklusi keuangan syariah.
Untuk itu, Bank Indonesia (BI) berkolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, dan Badan Wakaf Indonesia (BWI) kembali menyelenggarakan Bulan Pembiayaan Syariah (BPS) 2024 dengan tema “Akselerasi Pembiayaan Syariah untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan" pada hari ini (25/6/2024).
Baca Juga: Ekonomi Syariah Bisa Menjadi Jalan Kemakmuran Papua Barat Daya
Deputi Gubernur BI, Juda Agung, menyampaikan peran strategis Indonesia dalam mendorong kemajuan eksyar terutama penguatan ekosistem halal menuju Indonesia sebagai pusat industri halal dunia sudah mendapatkan pengakuan.
"Hal ini tecermin dari rilis State of Global Islamic Report 2023 yang menempatkan Indonesia pada peringkat ke 3 dalam Global Islamic Economy Score 2023. Ekspansi eksyar dari sisi pembiayaan juga ditunjukkan oleh pertumbuhan pembiayaan syariah pada Mei 2024 yang tumbuh tinggi mencapai 14,07% (yoy), lebih tinggi dari pembiayaan konvensional yang tumbuh 12,15% (yoy)," ujarnya.
Lebih lanjut, untuk meningkatkan porsi pembiayaan syariah ke depan diperlukan dukungan strategi yang difokuskan pada: pertama, peningkatan inklusi melalui Project Charter, berbagai Business Matching akan dilakukan yangmenyasar sektor ekonomi kreatif dan Pesantren (Islamic ecosystem).
Kedua, peningkatan inovasi salah satunya melalui digitalisasi business matching menggunakan platform Pembiayaan/Pendanaan Syariah Terintegrasi untuk pembiayaan komersial syariah dan platform SatuWakaf Indonesia Marketplace untuk pembiayaan sosial syariah.
"Dan Ketiga, peningkatan inisiatif bersama melalui sinergi antarlembaga dan industri jasa keuangan syariah agar dampak yang dihasilkan dapat semakin besar bagi pengembangan keuangan syariah ke depan," tambahnya.
Sejalan dengan itu, Deputi Komisioner Pengawasan Bank Pemerintah dan Syariah OJK, Defri Andri mengapresiasi kolaborasi penyelenggaraan Bulan Pembiayaan Syariah yang diharapkan dapat mendorong peningkatan skala usaha dan pertumbuhan porsi pembiayaan syariah.
Pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia terus meningkat menjadi 7,38%, dengan pertumbuhan aset mencapai 9,71% atau Rp892,97 triliun pada Maret 2024. OJK telah menerbitkan Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia 2023-2027 (RP3SI) dengan tema “Bank Syariah yang Unggul untuk Masyarakat yang Sejahtera".
"Adapun penguatan diferensiasi produk dan layanan perbankan syariah didorong dengan strategi Pengembangan Keunikan Produk Syariah. Salah satu produk yang dikembangkan adalah Cash Waqf Link Deposit (CWLD) yang berbasis wakaf uang temporer melalui sinergi perbankan syariah dengan keuangan sosial syariah," imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement