Minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) adalah jenis minyak nabati yang kaya manfaat. Selain bermanfaat sebagai bahan dasar minyak goreng, CPO juga menjadi salah satu komoditas pertanian di Indonesia yang mudah ditemui.
Dalam keterangannya yang dilansir dari laman Unair.ac.id, Jumat (19/7/2024), ahli nanomaterial Universitas Airlangga (Unair), Tahta Amrillah, menyebut jika pembuatan CPO butuh beberapa tahap. Antara lain penerimaan dan penyortiran buah sawit, sterilisasi, perontokan, penghancuran, pemurnian hingga penyimpnan.
Mengenai pemanfaatan uang tak layak edar (UTLE), Tahta menyebut jika bahan bakar memiliki kaitan dengan fisika terkondensasi. Hal ini terkait dengan penggunaan UTLE dalam pembuatan CPO yang memiliki potensi positif dan negatif.
“Ketika kita membakar sesuatu, akan dihasilkan karbon. Karbon ini dapat berubah menjadi grafit, yaitu material dengan struktur berlapis-lapis yang dapat dipisahkan menjadi grafin. Karbon yang menguap akan berubah menjadi gas karbon dioksida (CO2). Dan seperti yang kita ketahui, gas karbon dioksida memiliki dampak yang sangat berbahaya bagi lingkungan,” kata Tahta, dikutip Warta Ekonomi Jumat (19/7/2024).
Baca Juga: Capai Nilai Rp162 Miliar, Dubes RI Jembatani Kerja Sama Produk Sawit Indonesia dengan Pasar Bulgaria
Dosen rekayasa nanoteknologi ini menjelaskan pertimbangan dalam penggunaan UTLE dalam proses pengolahan atau pembakaran CPO. Menurut Tahta, hal positif yang dihasilkan adalah limbah uang kertas dapat mengurangi biaya produksi dan emisi karbon dari bahan bakar fosil. Selain itu, limbah uang kertas yang sebelumnya terbuang sia-sia bisa dimanfaatkan kembali.
Dirinya mengaku tidak setuju dengan beberapa sumber yang menyebut penggunaan limbah uang sebagai bahan bakar CPO secara efisien dan efektif mendukung pembangunan rendah karbon. Padahal, sambungnya, material tersebut banyak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.
“Namun, dampak negatifnya akan menghasilkan gas karbon dioksida yang berkontribusi pada efek rumah kaca dan pemanasan global. Tingginya kadar CO2 dapat merusak lapisan ozon, yang dengan demikian dapat membiarkan radiasi ultraviolet yang berbahaya masuk ke bumi. Selain itu, paparan radiasi ultraviolet yang berlebihan dapat menyebabkan kanker kulit,” ucap Tahta.
Baca Juga: Hanya Minyak Sawit yang Cocok untuk Biodiesel, Ini Keunggulannya
Sebagai informasi, penggunaan bahan bakar dalam proses CPO ini memiliki peran yang cukup krusial dalam membentuk kualitas produk dan tergantung pada suhu selama proses produksinya. Suhu menjadi salah satu parameter penting dalam bidang nanomaterial. Sehingga, keakuratan dan konsistensi suhu dalam proses produksi juga berdampak langsung pada sifat dan hasil akhir dari produk.
Pro kontra pemanfaatan UTLE tersebut memang memiliki sisi positif dan negatif. Akan tetapi, yang paling penting adalah bagaimana memanfaatkan aspek positif yang ada.
“Kita perlu berfokus pada cara meningkatkan hal-hal positif tersebut dan memaksimalkan potensi positif dari setiap kejadian yang terjadi,” ucapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement