- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Suara Kelompok Rentan Perlu Disertakan dalam Transisi Menuju Hijau Berkeadilan
Puty Puar, Pendiri dan Direktur Eksekutif Buibu Baca Buku, yang juga hadir pada ISEW 2024 mengungkapkan sejauh ini, kalangan ibu-ibu jarang terlibat dalam agenda transisi energi sehingga suara mereka untuk isu ini pun terendap dan kurang terdengar. Padahal, menurutnya, kalangan ibu-ibu merupakan kelompok yang paling terdampak perubahan iklim dan perubahan kebijakan di sektor energi.
Baca Juga: DPR Puji Kinerja Mensos Risma dalam Menurunkan Angka Kemiskinan
“Padahal dalam situasi sehari-hari, misalnya ada pemadaman listrik, yang paling merasakan adalah kalangan ibu-ibu karena membuat pekerjaan rumahnya terhambat. Atau, jika polusi di Jakarta semakin membahayakan, maka kelompok yang paling banyak mengantri di rumah sakit, adalah kalangan ibu-ibu. Ibaratnya, ibu-ibu kena getahnya duluan, padahal suaranya belum tentu dipertimbangkan,” ungkap Puty.
Untuk mendorong pelibatan semua kelompok, Wahyu Hantoro, Kepala Desa Tampir Wetan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyoroti pentingnya membangun komunikasi dan diskusi dengan masyarakat.
Baca Juga: Tingkat Pengangguran Terbuka dan Kemiskinan Jabar Menurun
“Di desa kami, kami mempunyai potensi air yang besar, tapi ironisnya dua pertiga lahan pertanian kami mengalami kekeringan. Kami membangun pompa air bertenaga surya. Awalnya, warga ragu terhadap penggunaan sistem energi surya yang berbeda dari yang dipasok oleh pemerintah. Namun, komunikasi dan diskusi yang rutin akhirnya mengubah persepsi warga yang awalnya pesimis menjadi mendukung pemanfaatan pompa air bertenaga surya. Lahan pertanian juga dapat diolah tanpa memandang musim. Awalnya yang pakai pompa air ini hanya 25 pelanggan, sekarang malah meningkat menjadi 176 pelanggan,” tutup Wahyu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement