Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Siap Terapkan Inovasi, Kementan Dorong Optimalisasi Korporasi dan Pompanisasi

Siap Terapkan Inovasi, Kementan Dorong Optimalisasi Korporasi dan Pompanisasi Kredit Foto: Antara/Adiwinata Solihin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) optimis bahwa program pompanisasi serta skema pengelolaan lahan pertanian yang semula akan dikelola keluarga, menjadi korporasi. Hal tersebut dinilai menjadi solusi yang strategis guna mencapai swasembada pangan dan menempatkan Indonesia sebagai pemain utama di pasar pangan global.

Dalam keterangan resminya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyebut jika pihaknya akan terus mendorong transformasi sektor pertanian di Indonesia. salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pembangunan korporasi pertanian dengan pendekatan kluster dan pemanfaatan teknologi modern dan pompanisasi. Pasalnya, kedua hal tersebut dinilai bisa memacu produktivitas dan daya saing industri pangan domestik.

Baca Juga: Kementan Dorong Investasi Perkebunan Menuju Indonesia Emas 2045

Adapun rancangan pertanian korporasi dan pompanisasi yang dilakukan oleh Kementan, menurut Amran, sejalan dengan konsep pengelolaan lahan pertanian di Amerika Serikat. Hal itu diketahui ketika dia berkunjung ke pertanian Brantley Farming Co di Arkansas, AS.

Dia menjelaskan bahwa ciri khas dari pertanian korporasi Brantley Farming Co di Arkansas salah satunya adalah adanya investasi bersama dalam kelompok untuk mengintegrasikan teknologi pertanian presisi atau precision agriculture. Sehingga, sambung Amran, hal itu bisa mengoptimalkan proses tanam, irigasi, serta aplikasi pestisida dan pupuk.

“Di sisi lain, otomatisasi dalam penanaman, penyemprotan, dan panen juga telah mampu menekan kebutuhan tenaga kerja dan biaya produksi secara signifikan,” kata Amran dalam keterangan yang diterima Warta Ekonomi, Rabu (18/9/2024).

Lebih lanjut, dalam konteks tersebut juga telah digunakan analisis berbasis big data untuk manajemen tanah, prediksi hasil panen dan pemantauan efektivitas input produksi seperti varietas bibit padi unggul. Konsep tersebut juga mengadopsi integrase vertikal, menggabungkan usaha budidaya dengan pengolahan dan pemasaran, termasuk ekspor.

Di Indonesia, kata Amran, Kementan sendiri telah mengimplementasikan konsep korporasi dengan cara membangun lahan pertanian baru seluas 3 juta hektare melalui optimalisasi lahan suboptimal, salah satunya adalah lahan rawa di Merauke, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

Selanjutnya, pihaknya juga turut selaras dengan konsep modernisasi di wilayah AS terkait dengan pompanisasi yang tengah dijalankan oleh Kementan. Hal tersebut telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian dalam negeri di tengah El Nino.

Baca Juga: Jaga Keseimbangan, Kementan dan Polri Stabilkan Harga Ayam Hidup

Menurut dia, berdasarkan data Kerangka Sampling Area (KSA) yang diterbitkan BPS, proyeksi produksi beras pada bulan Agustus sebesar 2,84 juta ton, September 2,87 juta ton, dan Oktober 2,59 juta ton. Hal tersebut jauh lebih besar dari produksi beras dalam lima tahun terakhir di bulan yang sama.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: