Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga CPO Masih Naik Turun, Bagaimana Prediksi Selanjutnya?

Harga CPO Masih Naik Turun, Bagaimana Prediksi Selanjutnya? Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sepanjang September 2024, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) masih membukukan kenaikan kendati harga CPO tercatat menurun pada perdagangan kemarin, Senin (30/9/2024).

Tercatat untuk kontrak pengiriman Desember di harga CPO Bursa Malaysia ditutup pada angka MYR 3.998/ton. Jatuh 1,31% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu. Dengan demikian, harga CPO sudah terpangkas 2 hari beruntun. Selama 2 hari tersebut, harga berkurang 3,71%.

Meskipun demikian, harga CPO sepanjang September masih naik sebanyak 0,53%.

Menurut Direktur Pelindung Bestari, Paramalingam Supramaniam, harga CPO yang mahal membuat banyak orang yang tidak tertarik untuk buru-buru membelinya. Di sisi lain, para investor juga tengah menunggu sampai harga yang tepat lantaran harga minyak nabati para pesaingnya juga mulai menurun.

“Kemarin, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) dan Chicago Board of Trade (Amerika Serikat/AS) turun masing-masing 0,3% dan 0,09%. Saat harga minyak nabati makin murah, maka keuntungan menggunakan CPO akan berkurang. Kemudian, nilai tukar mata uang ringgit Malaysia pun menguat. Kemarin, ringgit terapresiasi 0,02% di hadapan dolar AS,” ucap Paramalingam, dikutip dari Bernama, Selasa (1/10/2024).

Baca Juga: Lesunya Permintaan Global, GAPKI Desak Revisi Bea Keluar dan Pungutan Ekspor CPO

Sebagai informasi, CPO merupakan asset yang dibanderol dengan ringgit. Sehingga, ketika mata uang Malaysia terapresiasi, maka harga CPO akan menjadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lainnya.

CPO secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame) tergolong masih bertahan di zona bullish. Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 69,67. RSI di atas 50 menunjukkan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Jika indikator Stochastic RSI sudah menyentuh 100, hal tersebut sudah tergolong paling tinggi, dan berpotensi masuk ke zona sangat jenuh beli (overbought).

Meskipun demikian, harga CPO diprediksi masih bisa naik dalam waktu dekat. Diprediksi, harga CPO bakal menguji Moving Average (MA) 20 di MYR 4.013/ton. Jika tertembus, maka MYR 4.017/ton boleh menjadi target berikutnya.

Adapun target support terdekat adalah MYR 3.972/ton. Penembusan di titik ini berisiko membuat harga CPO turun lagi ke arah MYR 3.960/ton.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: