- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Krusial, BPDPKS Ungkap Riset dan Inovasi Nafas Komoditas untuk Terus Bertahan
Riset dan pengembangan (research and development) memainkan peran yang cukup krusial dalam industri kelapa sawit untuk memastikan keberlanjutan, efisiensi, dan daya saing di pasar global.
Riset dan pengembangan sendiri berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas sawit, diversifikasi produk, hingga pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan. Melalui investasi berkelanjutan dalam riset dan pengembangan, industri kelapa sawit dapat berkontribusi pada pembangunan ekonomi tanpa mengorbankan lingkungan atau kesejahteraan masyarakat.
Pentingnya riset dan pengembangan yang menghasilkan inovasi tersebut juga diamini oleh Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana sekaligus Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Kemitraan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Kabul Wijayanto.
Menurut Kabul, riset dan inovasi merupakan “nafas” sebuah komoditas untuk terus bertahan dan berkelanjutan. Untuk itu, agar bisa melahirkan berbagai produk hilir baru, industri sawit juga perlu adanya riset dan inovasi dari kalangan akademisi dan lembaga penelitian terkait.
Terkait riset dan penelitian untuk inovasi berkelanjutan, Kabul menyebut jika program penelitian dan pengembangan BPDPKS secara selektif terus mendanai berbagai riset yang telah memiliki mitra industri sehingga lebih cepat mencapai tahap komersialisasi.
Baca Juga: BPDPKS: Prospek Industri Sawit Terus Menjanjikan
“Kolaborasi merupakan kunci utama kesuksesan sebuah penelitian. Akademisi, peneliti dan pihak industri sebetulnya saling membutuhkan, sehingga dengan adanya kolaborasi riset, inovasi berkelanjutan dapat lebih cepat tercapai dan manfaatnya dapat segera dirasakan oleh seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat luas,” kata Kabul kepada Warta Ekonomi, Jumat (6/12/2024).
Kemudian, terkait dengan investasi dalam penelitian dan pengembangan (research and development) untuk produk yang lebih ramah lingkungan di sektor sawit, Kabul menjelaskan bahwa sejatinya minyak sawit merupakan salah satu sumber bahan baku ramah lingkungan yang pemanfaatannya menjadi sebuah produk hilir otomatis juga akan menjadi produk yang lebih ramah lingkungan juga.
Kabul pun menyinggung perihal salah satu topik riset yang banyak didanai oleh BPDPKS dalam program penelitian dan pengembangan yakni inovasi hilir sawit sebagai pengganti produk yang berasal dari minyak bumi, seperti biodiesel yang kini sudah memasuki B35 mulai dicanangkan untuk B40 di tahun depan.
“Sebagai contoh, bensin sawit, bio avtur, bioplastik, malam sawit (untuk produksi batik) dan biokomposit,” ucap Kabul.
Baca Juga: BPDPKS Ungkap Alasan Program Biodiesel Perlu Dana Rp47 Triliun
Sebagai informasi, BPDPKS memberikan subsidi dan insentif untuk implementasi program biodiesel mandatori di Indonesia, seperti program B30 dan rencana ekspansi ke B40. Ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan mendukung bauran energi terbarukan nasional.
Dengan sumbangsih tersebut, BPDPKS berperan penting dalam mengintegrasikan industri kelapa sawit ke dalam peta energi berkelanjutan di Indonesia dan dunia.
Selain itu, komitmen mendukung riset dan pengembangan inovasi dalam industri kelapa sawit ini diimplementasikan dalam acara Perisai (Pekan Riset Sawit) yang pada tahun 2024 ini digelar di Bali Nusa Dua Convention Center.
Acara tersebut menjadi bukti nyata komitmen BPDPKS dalam mendukung transformasi industri kelapa sawit nasional melalui riset dan inovasi. Sehingga, diharapkan melalui kolaborasi yang kuat antara peneliti, akademisi dan industri, Indonesia bisa terus memimpin dan terdepan dalam pengembangan teknologi berbasis kelapa sawit yang berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Advertisement