
Sementara itu, yang ketiga yakni produksi pangan minyak sawit baik dari hulu ke hilir tersedia sepanjang tahun dengan pasokan yang relatif lebih stabil dibanding yang lain. Hal ini dikarenakan produksi minyak sawit tidak mengenal musiman serta produksinya relatif merata sepanjang tahun.
Hal tersebut tentunya memberi kepastian serta kenyamanan bagi masyarakat di manapun berada. Produk pangan berbasis minyak sawit ini berbeda dengan produk pangan pada umumnya, dimana produksi bahan bakunya bersifat musiman.
Lalu yang keempat, minyak sawit mengandung banyak gizi unggulan seperti vitamin A, vitamin E, asam lemak esensial, squalene, hingga senyawa antioksidan lainnya sehingga memiliki komposisi asam lemak jenuh dan tak jenuh yang relatif lebih seimbang.
“Kandungan tersebut menjadikan minyak sawit bukan hanya sumber energi (lemak) yang tinggi, namun juga sebagai bahan pangan bergizi (food-farmacy) dan dapat diaplikasikan untuk berbagai proses industri pangan,” ungkap PASPI.
Kelima, pada umumnya peran pangan berbasis minyak sawit tidak dikonsumsi secara tersendiri, melainkan digunakan untuk mengolah berbagai bahan pangan karbohidrat seperti umbi-umbian, biji-bijian, protein, sayuran, dan lain sebagainya. Hal tersebut dapat meningkatkan pemanfaatan bahan pangan lain serta mendorong diversifikasi konsumsi pangan.
Baca Juga: Dukung Pengembangan Industri Kelapa Sawit, Mendag Lepas Ekspor Produk Turunan ke India
Terakhir, dari segi affordability atau keterjangkauan, pangan berbasis minyak sawit seperti minyak goreng sawit adalah minyak nabati yang jauh lebih terjangkau baik dari segi fisik maupun dari segi harganya.
Selain itu, minyak sawit merupakan pangan minyak yang paling murah di Indonesia bahkan, secara internasional. Proses produksi pangan minyak sawit dan perdagangannya bahkan melibatkan banyak penduduk dan dunia usaha kecil hingga menengah juga menciptakan pendapatan masyarakat sehingga secara tidak langsung juga meningkatkan affordability dari segi daya belinya.
“Keenam hal diatas jelas merupakan komponen penting untuk menyumbang pada ketahanan pangan nasional. Proses produksi, penggunaan yang luas dan konsumsi yang terjadi di setiap daerah menyumbang pada sistem ketahanan pangan daerah dan secara keseluruhan menyumbang pada ketahanan pangan nasional,” kata PASPI.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement