Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Malaysia Tetap Optimis Hadapi Kenaikan Bea Masuk India

Malaysia Tetap Optimis Hadapi Kenaikan Bea Masuk India Kredit Foto: Unsplash/Mkjr
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perladangan dan Komoditi Malaysia menyebut bahwa naiknya bea masuk impor minyak sawit oleh India menjadi tantangan tersendiri bagi daya saing ekspor minyak sawit Malaysia. Kendati demikian, kementerian optimis jika sektor kelapa sawit masih tetap tangguh dalam menghadapi tantangan kebijakan tersebut.

Untuk diketahui, Kementerian Perladangan dan Komoditi menjelaskan bahwa kenaikan tarif bea masuk efektif tersebut telah menaikkan pajak untuk crude palm oil (CPO) dari yang semula 5,5% menjadi 27,5%. Sementara tarif bea masuk efektif untuk minyak sawit olahan naik dari yang semula 13,75% menjadi 35,75%.

Baca Juga: PSR Malaysia dan Indonesia Loyo, Pasokan Kelapa Sawit Dunia Terancam

Adapun kebijakan tersebut diterapkan dengan tujuan mengatur pasokan di India sekaligus melindungi industri pengolahannya.

“Perubahan tarif ini merupakan tantangan sementara yang akan diatasi dengan berbagai strategi untuk mempertahankan daya saing dan keberlanjutan ekspor minyak sawit Malaysia,” ungkap Juru Bicara Kementerian, dikutip dari laman MPOC, Senin (30/12/2024).

Ekspor minyak sawit Malaysia hingga saat ini justru mencatatkan pertumbuhan yang cukup signifikan kendati ada perubahan kebijakan tariff tersebut. Pasalnya, dari bulan Januari hingga Oktober 2024 ini, volume ekspor Malaysia meningkat sebesar 16,4% menjadi 2,67 juta ton dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.

Meningkatnya volume ekspor tersebut menunjukkan bahwa ada permintaan yang stabil dari pasar India meskipun terganjal hambatan tariff dan perubahan tariff bea masuk efektif.

“Data ini menunjukkan kepercayaan pasar India terhadap kualitas minyak sawit Malaysia, sekaligus pentingnya hubungan perdagangan strategis kedua negara,” kata Kementerian.

Sebagai informasi, untuk mengurangi dampak kebijakan India tersebut, Malaysia berencana untuk meningkatkan promosi serta diversifikasi pasar di industri kelapa sawit. Di sisi lain, Malaysia juga berkomitmen untuk terus melakukan serta menarik banyak pembeli internasional dengan cara memperkuat skema Sertifikasi Minyak Sawit Berkelanjutan Malaysia (MSPO).

Sektor minyak sawit Malaysia sendiri tetap menjadi salah satu pilar utama perekonomian negara tersebut, sama seperti Indonesia dalam menghadapi tantangan global. Oleh sebab itu, pemerintah merasa yakin dan optimis bahwa kerja sama dengan negara-negara mitra terkait seperti India bisa terus ditingkatkan untuk menciptakan solusi yang saling menguntungkan satu sama lain antara kedua belah negara.

Baca Juga: Menuju Tahun Baru, Krisis Hak Buruh Masih Warnai Bisnis Perkebunan Sawit

Kementerian berharap jika kenaikan tariff tersebut tidak menjadi hambatan jangka panjang. Kementerian optimis jika kenaikan tariff tersebut memberikan suatu peluang guna memperkuat daya saing minyak sawit Malaysia di pasar global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: