Harga Bitcoin (BTC) mencatat pencapaian signifikan awal tahun 2025 dengan menembus level psikologis US$100.000. Pada Selasa (7/1/2025) pukul 08.00 WIB, BTC diperdagangkan di US$102.100, mencatatkan penguatan 10,45% dalam sepekan terakhir. Meski demikian, harga ini masih berada di bawah rekor tertinggi sepanjang masa di US$108.135.
Panji Yudha, Financial Expert dari Ajaib Kripto, memproyeksikan tren harga Bitcoin akan tetap kuat, meski ada kemungkinan koreksi. “Dari analisa teknikal, jika BTC bertahan di atas support psikologis US$100.000, ada potensi lanjut menguat ke US$106.000 (setara IDR 1,7 miliar). Namun, jika turun dari support ini, maka berpotensi kembali ke MA-20 di $97.000 (IDR 1,57 miliar),” jelasnya.
Pekan ini, perhatian pasar tertuju pada laporan Non-Farm Payroll (NFP) yang akan dirilis pada Jumat (10/1/2025). Data ini dipandang sebagai indikator penting sentimen pasar, terutama terkait kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed). Jika angka NFP lebih lemah dari ekspektasi, peluang pemangkasan suku bunga lebih lanjut akan meningkat.
Selain itu, pasar juga menantikan risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC Minutes) dari pertemuan Desember 2024, yang akan dirilis Kamis (9/1/2025).
Baca Juga: Dari Bitcoin hingga Token RWA, Ini Sejumlah Peluang Besar di Pasar Kripto 2025
Panji juga menekankan pentingnya kehati-hatian investor dalam menghadapi volatilitas pasar. “Bitcoin berada di jalur yang kuat untuk melanjutkan tren kenaikannya, namun volatilitas tetap menjadi elemen yang tidak dapat diabaikan. Investor disarankan tetap waspada dalam mengambil keputusan,” tambahnya.
Selain data makroekonomi, sentimen positif juga datang dari meningkatnya aktivitas perdagangan ETF Bitcoin Spot di Amerika Serikat. Pada pekan yang berakhir 3 Januari 2025, ETF Bitcoin Spot mencatatkan inflow harian tertinggi sebesar US$908,10 juta, dengan total net inflow US$244,99 juta selama periode 30 Desember 2024 - 3 Januari 2025. Lonjakan ini mencerminkan meningkatnya minat investor terhadap Bitcoin setelah periode outflow yang signifikan.
Di sisi geopolitik, proposal Presiden Terpilih Donald Trump untuk menjadikan Bitcoin sebagai bagian dari cadangan strategis pemerintah AS turut memperkuat sentimen bullish. Pemerintah AS saat ini memiliki sekitar 210.000 Bitcoin senilai US$21 miliar, sebagian besar diperoleh melalui penyitaan terkait aktivitas kriminal. Trump juga membuka kemungkinan akuisisi tambahan untuk memperkuat cadangan ini.
Baca Juga: Sudah Tahun Baru, Lima Aset Kripto Ini Dipercaya Nasibnya Akan Seperti Bitcoin
Baca Juga: Mendag Pastikan Pengawasan Kripto Beralih ke OJK 10 Januari, Tapi Ini Syaratnya
Langkah serupa juga terlihat di sektor korporasi. MicroStrategy, pelopor akumulasi Bitcoin di kalangan perusahaan, baru saja menambah 21.550 Bitcoin dengan nilai sekitar US$2,1 miliar, sehingga total kepemilikan mereka mencapai 423.650 Bitcoin. Perusahaan lain, seperti Riot Platforms dan Marathon Digital, juga mengumumkan rencana untuk meningkatkan cadangan Bitcoin mereka melalui berbagai strategi pendanaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement