Berkolaborasi dengan Inggris Tingkatkan Perlindungan Hiu dan Pari, KKP Luncurkan Program Ini

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya meningkatkan perlindungan terhadap hiu dan pari melalui kolaborasi dengan pihak internasional dengan meluncurkan program strategis “Penguatan Kapasitas Indonesia untuk Mengurangi Perikanan dan Perdagangan Hiu dan Pari Ilegal”.
Program yang diluncurkan untuk meningkatkan perlindungan terhadap hiu dan pari tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan Yayasan Rekam Nusantara, Centre for Environment, Fisheries and Aquaculture Science (CEFAS) Inggris, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), serta Liverpool John Moores University, dengan dukungan pendanaan dari IWT Challenge Fund Pemerintah Inggris.
Baca Juga: Perkuat Pelindungan Awak Kapal Perikanan RI dari Eksploitasi, KKP Lakukan Ini
Menurut Dirjen Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (Ditjen PKRL), Victor Gustaaf Manoppo, KKP telah menetapkan perlindungan penuh untuk spesies penting seperti hiu paus, hiu berjalan, pari manta, pari gergaji, pari kei, dan pari sungai. Sebanyak 28 kawasan konservasi seluas 5,75 juta hektar telah didedikasikan untuk melindungi hiu dan pari sebagai bagian dari komitmen strategis KKP.
“Kolaborasi dalam pengelolaan hiu dan pari sangat penting karena biota ini tidak hanya memiliki peran ekologi namun juga bermigrasi melintasi perairan antarnegara. Ini menjadi tantangan global yang membutuhkan respons lintas batas,” ujar Victor di Jakarta, dikutip dari siaran pers KKP, Kamis (30/1).
Lebih lanjut Victor menjelaskan program tersebut menekankan tiga aspek utama yaitu legalitas, ketelusuran, dan keberlanjutan. Melalui langkah ini diharapkan dapat memperkuat kelembagaan dan memberikan rekomendasi strategis untuk pengelolaan hiu dan pari secara berkelanjutan di Indonesia.
Penguatan Kolaborasi
Ketua Yayasan Rekam Nusantara, Irfan Yulianto, juga menyebutkan bahwa pendekatan berbasis riset, peningkatan kapasitas masyarakat, dan teknologi inovatif akan menjadi elemen kunci dalam program ini.
“Kami ingin membangun kolaborasi yang kuat dengan berbagai pemangku kepentingan demi keberhasilan konservasi,” ungkap Irfan saat berbicara pada Rakor Pengelolaan Hiu Pari yang berlangsung di Jakarta 15-17 Januari lalu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement