Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Suksesnya Jamu Jago, Berawal dari Warung Jamu Kecil hingga Skala Industri dan Bertahan Empat Generasi

Suksesnya Jamu Jago, Berawal dari Warung Jamu Kecil hingga Skala Industri dan Bertahan Empat Generasi Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sebagian besar masyarakat Indonesia pasti tidak asing dengan merek Jamu Jago. Jamu Jago adalah salah satu perusahan legend yang memproduksi berbagai macam jamu hingga saat ini. PT Industri Jamu Cap Jago ini juga dikenal sebagai perusahaan jamu tertua di Indonesia. 

Jamu Jago sendiri didirikan oleh Phoa Tjong Kwan atau T.K Suprana dan istrinya Tjia Kiat Nio atau yang lebih dikenal dengan "Mak Jago" melalui satu toko jamu kecil di desa Wonogiri Jawa Tengah pada tahun 1918.

Kemampuan  Suprana  meracik jamu yang handal ia peroleh dari Ibunya Phoa Ting Goan. Awalnya jamu buatannya hanya dipasarkan di wilayah Wonogiri saja, namun karena permintaan yang meningkat maka Jamu Jago mulai merambah ke kota-kota sekitarnya hingga ke seluruh Pulau Jawa. 

Pada tahun 1936 Jamu Jago pun semakin berkembang dan produknya telah tersebar hingga wilayah Hindia Belanda atau Nusantara. Berkembangnya Jamu Jago juga tak lepas dari kekompakan keempat anak Suprana yaitu  Anwar, Panji, Lambang, dan Bambang untuk membantu sang ayah mengelola usahanya. Bahkan bisa dikatakan kesuksesan Jamu Jago sekarang tak lepas jadi strategi bisnis generasi kedua mereka, terutama kepada Panji Suprana. 

Setelah semakin berkembang, pada tahun 1945 Jamu Jago pun berpindah lokasi ke kawasan Srondol, Semarang. Kemudian di tahun 1960-an, Jamu Jago memutuskan untuk melebarkan sayapnya dengan membuka PT Degepharm yang bergerak dalam bidang obat-obatan modern. PT ini dikelola oleh generasi ketiga Suprana yaitu Sindhu Anwar, Jaya Suprana, Nugroho Suprana, Suryo Hadiwinoto, dan Sena Kerjadi. Di tangan mereka PT Degepharm mampu berkembang hingga menembus pasar luar negeri serta memperoleh berbagai penghargaan. 

Pada 27 Januari 1990, Jamu Jago berinisiatif untuk mendirikan Museum Rekor-Dunia Indonesia atau lebih dikenal dengan istilah MURI yang didirikan di Kawasan industri Jamu Jago, Srondol, Semarang. Museum didirikan dengan tujuan agar masyarakat Indonesia mampu menghargai karya asli anak bangsa. 

Dengan memiliki motto “Rakyat sehat, negara kuat”, kini Jamu Jago sudah dikelola oleh generasi keempat keluarga Suprana. Setelah ratusan tahun berdiri, Jamu Jago juga telah memiliki ratusan produk yang tetap eksis di pasar lokal maupun mancanegara. Dari yang sebelumnya hanya berupa serbuk obat herbal, kini Jamu Jago bisa dijumpai dalam bentuk kapsul.

Bukan hanya untuk dikonsumsi Jamu Jago juga memproduksi minyak gosok dan banyak produk perawatan bayi yang memadukan bahan alami dengan sentuhan teknologi modern. Tak lupa juga produk untuk perawatan ibu setelah melahirkan sampai produk untuk menjaga kesehatan hewan-hewan ternak. 

Baca Juga: Perjalanan Dian Fiona Membangun JINISO, dari Jualan Jeans Buatan Ayah hingga Sukses Jadi Merek Besar

Baca Juga: Kisah Sukses PT Sido Muncul, dari Jamu Rumahan Racikan Ny. Rakhmat Sulistio hingga Jadi Pabrik Besar di Tangan Irwan Hidayat

Produk-produknya ini tak hanya tersebar di dalam negeri namun juga sudah dikenal luas hingga ke mancanegara seperti Malaysia, Vietnam dan Jepang

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: