Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah Arahkan Lagi Batu Bara Jadi DME, Ini Catatan Pengamat Biar Berhasil

Pemerintah Arahkan Lagi Batu Bara Jadi DME, Ini Catatan Pengamat Biar Berhasil Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Satgas Hilirisasi menegaskan bahwa program hilirisasi batu bara akan kembali difokuskan pada produksi Dimethyl Ether (DME) sebagai alternatif LPG. Namun, sejumlah pihak mengingatkan bahwa tantangan ekonomi masih menjadi kendala utama dalam proyek ini.

Pengalaman Air Product, perusahaan petrokimia asal AS, menunjukkan bahwa DME dinilai tidak ekonomis sebagai substitusi LPG tanpa adanya intervensi pemerintah.

Ketua Umum Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi), Rizal Kasli, menilai bahwa terkuaknya kasus korupsi impor LPG di Pertamina bisa menjadi momentum bagi pemerintah untuk mengurangi ketergantungan pada impor LPG dan mempercepat pengembangan DME.

"Kasus korupsi di Pertamina dalam hal impor migas bisa menjadi langkah maju bagi pemerintah untuk mengalihkan fokus pada DME," ujar Rizal saat dihubungi Warta Ekonomi, Selasa (4/3/2025).

Baca Juga: Prabowo Panggil 8 Menteri ke Istana Bahas Hilirisasi

Namun, ia menegaskan bahwa keberhasilan hilirisasi DME bergantung pada dukungan penuh dari pemerintah, terutama dalam hal subsidi dan insentif ekonomi.

"Subsidi LPG sebaiknya juga diberikan kepada DME. Selain itu, kebijakan insentif lainnya juga perlu diterapkan agar proyek ini lebih kompetitif secara ekonomi," tambahnya.

Sementara itu, Menteri ESDM sekaligus Ketua Satgas Hilirisasi, Bahlil Lahadalia, memastikan bahwa proyek DME akan tetap berjalan meski menghadapi banyak hambatan.

Baca Juga: Bahlil Jelaskan Sejumlah Proyek Hilirisasi di 2025

Menurutnya, pemerintah akan memanfaatkan sumber daya dalam negeri sepenuhnya, tanpa ketergantungan pada investor asing. Teknologi asing tetap digunakan, tetapi pembiayaan dan bahan baku akan berasal dari dalam negeri.

"Kita tidak lagi bergantung pada investor asing. Yang kita butuhkan adalah teknologi mereka, sementara pendanaan dan bahan bakunya dari kita sendiri," tegas Bahlil.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: