
PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) semakin menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan melalui inovasi teknologi rendah karbon dan penguatan tata kelola lingkungan, sosial, dan perusahaan (Environmental, Social, and Governance – ESG). Perusahaan ini berhasil mencatatkan ESG Risk Rating terbaik di industri telekomunikasi nasional, sekaligus melanjutkan berbagai program sosial di sepanjang 2024.
Sebagai langkah inovatif, Mitratel mengadopsi material konstruksi ramah lingkungan dengan menggunakan Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) untuk pembangunan menara serta Carbon Fiber Reinforced Polymer (CFRP) pada perkuatan tiang di 20 lokasi. Teknologi ini membuat struktur lebih ringan sekaligus mengurangi emisi karbon secara signifikan.
Di bidang digitalisasi hijau, Mitratel juga menghadirkan solusi pemantauan cuaca dan kualitas udara berbasis Internet of Things (IoT weather and air quality), yang telah diuji coba di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Baca Juga: Business Judgment Rule: Strategi Investasi Keberlanjutan bagi Perusahan
Fokus Mitratel dalam keberlanjutan diperkuat dengan pencapaian ESG Risk Rating 19,3 dari Morningstar Sustainalytics pada Oktober 2024, yang menempatkannya dalam kategori risiko rendah (low risk). Dengan angka tersebut, Mitratel menjadi yang terbaik di industri telekomunikasi nasional serta bersaing di tingkat global, di antara lebih dari 15.000 perusahaan dari 42 industri yang dinilai.
“Peringkat risiko ESG mengukur eksposur perusahaan terhadap risiko ESG material dan seberapa baik perusahaan mengelolanya. Eksposur Dayamitra Telekomunikasi tergolong rendah, sedangkan manajemen risikonya kuat,” tulis Sustainalytics dalam laporan resminya.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko atau Teddy, menegaskan bahwa perusahaan berkomitmen penuh untuk menciptakan bisnis berkelanjutan berbasis prinsip triple bottom line (TBL), yang menekankan keseimbangan antara ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Selain berinovasi di sektor teknologi hijau, Mitratel juga aktif dalam berbagai program sosial dan pemberdayaan lingkungan. Dalam sektor pertanian, perusahaan menyalurkan 1.500 bibit vanili kepada Kelompok Tani Hutan (KTH) Lembah Ulu Kasok di Kabupaten Kampar, Riau, sebagai upaya pemulihan ekosistem dan peningkatan ekonomi petani lokal. Di bidang ekologi, Mitratel menanam 1.000 mangrove di Pesisir Tambakrejo, Semarang, guna mengurangi risiko abrasi air laut.
Untuk mendukung masyarakat terdampak bencana, Mitratel menggalang donasi Rp75 juta dari seluruh karyawannya yang disalurkan melalui Yayasan Minang Bandung Indonesia (YMBI) bagi korban banjir dan longsor di Sumatera Barat. Selain itu, bekerja sama dengan Baznas, perusahaan menyalurkan 1.445 paket bantuan senilai Rp500 juta ke berbagai wilayah operasionalnya.
Di sektor kesehatan, lebih dari 300 karyawan Mitratel berpartisipasi dalam kegiatan donor darah bersama RS Kanker Dharmais dan Forsikatel Group Mitratel (FGM). Sementara di bidang pendidikan, Mitratel menghadirkan solar panel system di SDN Sukawening Warjabakti, Bandung, untuk mendukung akses energi bersih dan terbarukan dalam aktivitas belajar.
Hingga kuartal III-2024, Mitratel tetap memimpin industri menara telekomunikasi dengan kepemilikan 39.259 menara—bertambah 5,8% dibanding tahun sebelumnya—serta aset fiber optik sepanjang 39.714 km, meningkat 36,7% secara tahunan.
“Mitratel terus berupaya berkontribusi secara keberlanjutan dalam ekosistem bisnisnya sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan,” tutup Teddy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement