Pakar UIN Riau Ingatkan Dampak Jangka Panjang Boikot yang Ditunggangi Kepentingan Persaingan Bisnis
Kredit Foto: Rawpixel
Gerakan ajakan boikot terhadap produk-produk yang diduga terafiliasi dengan Israel secara terus-menerus dianggap bisa berdampak buruk terhadap perekonomian di Indonesia. Apalagi, ajakan boikot itu sudah ditunggangi pihak-pihak tertentu dengan tujuan persaingan usaha untuk menjatuhkan produk-produk pesaingnya.
Dekan Fakultas Ekonomi dan Sosial Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim, Riau, Dr. Mahyarni, SE, M.M mengatakan bahwa dalam jangka pendek mungkin gerakan boikot terhadap produk-produk yang diduga terafiliasi Israel itu tidak bermasalah.
Namun, jika isu boikot mengarah ke jangka panjang, menurutnya, itu kemungkinan bisa menimbulkan problem baik bagi masyarakat maupun pemerintah. “Apalagi ajakan boikot itu sudah ditunggangi pihak-pihak tertentu yang bersembunyi di balik isu kemanusia, tapi tujuan sebenarnya hanya untuk persaingan bisnis semata dengan berupaya melakukan framing baru di masyarakat,” ujarnya.
Baca Juga: Tanggapan Ketua MUI soal Perusahaan Terafiliasi Israel Beri Bantuan Palestina: 'Itu Kamuflase'
Karenanya, dia mengingatkan masyarakat agar tidak begitu saja mengikuti ajakan-ajakan boikot tersebut. Dia meminta agar masyarakat selektif dalam menyikapi pihak-pihak yang mengajak seruan boikot terhadap produk-produk yang disebut-sebut terafiliasi dengan Israel.
“Masyarakat harus selektif dan berhati-hati menyikapi apakah ajakan boikot itu memang benar-benar murni untuk gerakan kemanusiaan atau hanya bersembunyi di balik isu kemanusiaan untuk menjatuhkan produk-produk pesaingnya,” ungkapnya.
Sebab, menurut dia, yang dirugikan kalau salah dalam mengikuti ajakan boikot tersebut adalah masyarakat sendiri. Dalam hal ini, akan banyak masyarakat yang terkena PHK karena perusahaan yang diboikot dalam jangka panjang bisa saja tutup karena sepinya penjualan.
“Kalau banyak perusahaan yang tutup, itu kan akan berdampak pada perekonomian kita. Begitu juga jika banyak masyarakat yang terkena PHK, pengangguran di Indonesia kan semakin banyak,” tukasnya.
Olehnya itu, dia juga menyarankan agar pihak akademisi menekankan kepada para mahasiswa untuk lebih mengutamakan pentingnya literasi dalam menyikapi sebuah isu, termasuk persoalan boikot.
Baca Juga: Lewat Mecca, IBN Resmi Luncurkan Restoran Fast Food Halal Bebas Afiliasi Israel
Hal ini bertujuan agar para mahasiswa bisa menyaring informasi yang muncul di media-media sosial atau media apapun yang mengarah ke upaya untuk mendiskreditkan jenis atau kelompok tertentu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Belinda Safitri
Advertisement