Perjalanan Kao, Berawal dari Toko Kecil di Jepang hingga Sukses Produksi Biore dan Attack di Indonesia
Kredit Foto: Kao Indonesia
Pada tahun 1887, Tomiro Nagase mendirikan Nagase Shoten, sebuah toko kecil di Jepang yang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari, termasuk sabun. Saat itu, sabun lokal dinilai kurang berkualitas, sementara sabun impor harganya mahal.
Melihat peluang ini, Nagase memutuskan untuk menciptakan sabun sendiri yang lebih terjangkau namun berkualitas.
Pada 1890, lahirlah Kao Sekken (Sabun Kao), produk pertama yang menjadi cikal bakal perusahaan besar. Nama "Kao" dalam bahasa Jepang berarti "wajah" dan juga memiliki makna filosofis "raja bunga". Kesuksesan produk ini membuat perusahaan resmi mengubah namanya menjadi Kao.
Seiring waktu, Kao tidak hanya fokus pada sabun, tetapi juga mengembangkan produk-produk kimia rumah tangga. Pada tahun 1960-1970an, perusahaan mulai berekspansi ke luar negeri dan masuk ke industri oleokimia, yaitu bahan dasar untuk sabun dan deterjen.
Beberapa produk ikonik Kao diluncurkan pada masa itu adalah seperti New Beads (deterjen), Humming (pelembut kain), Haiter (pemutih), dan MagiClean (pembersih rumah tangga).
Kao juga melakukan akuisisi perusahaan-perusahaan besar di Amerika dan Eropa, seperti Andrew Jergens Company (produsen perawatan kulit) dan Goldwell AG (produk perawatan rambut profesional).
Pada 1985, Kao Corporation mulai masuk ke Indonesia melalui kerja sama dengan PT Dino Indonesia Industrial Ltd, yang telah memproduksi deterjen Dino sejak 1969. Awalnya, perusahaan ini beroperasi dengan pembagian saham 50:50 antara Kao dan PT Dino Indonesia Industrial Ltd.
Pada 1990, dibentuk PT Dino Indonesia khusus untuk pemasaran produk. Kemudian, pada 1997, PT Dino Indonesia Industrial Ltd bergabung dengan PT Dinokao Indonesia dan akhirnya resmi menjadi PT Kao Indonesia.
Di Indonesia, Kao memperkenalkan berbagai produk populer seperti Biore (perawatan wajah), Attack (deterjen), Laurier (pembalut wanita), Merries (popok bayi), dan MagiClean (pembersih rumah tangga).
Hingga kini, Kao Corporation telah hadir di 140 negara dengan lebih dari 34.000 karyawan (data Desember 2023). Pendapatan operasionalnya mencapai 60 miliar yen pada tahun 2023 lalu.
Di Indonesia, Kao terus berkomitmen meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui produk inovatif. Perusahaan memiliki fasilitas produksi di Cikarang dan Karawang, serta Logistic Center untuk mendukung distribusi produknya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement