Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Didukung LSPR, Urban Farming Anggur di Jakarta Timur Sukses Bangun Identitas Kampung, Berdayakan Kaum Ibu, dan Naikkan Ekonomi

Didukung LSPR, Urban Farming Anggur di Jakarta Timur Sukses Bangun Identitas Kampung, Berdayakan Kaum Ibu, dan Naikkan Ekonomi Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pekarangan rumah warga di Kampung Anggur RT.009/RW04, Kelurahan Munjul, Jakarta Timur, tampak asri dan teduh dengan rimbun pohon anggur merambat pada tiap-tiap teralis. Kampung padat penduduk itu berbenah menjadi permukiman ramah tumbuhan, khususnya penerap pertanian perkotaan (urban farming) anggur. Sejak masa COVID-19 warga setempat mengisi kegiatan stay at home dengan menanam anggur. Inisiasi mengembangkan tanaman anggur menjadi “Kampung Anggur” lantas beroleh dukungan dari London School of Public Relations (LSPR). 

Mahasiswa LSPR Institute of Communication and Business Jakarta Batch 26 Kelas Excellence bekerja sama dengan masyarakat Kampung Anggur RT.009/RW.04, Kelurahan Munjul, Jakarta Timur, mempersembahkan kampanye Si Manis Munjul pada Minggu (22/06), di Waduk Ambalat, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur. Si Manis Munjul merupakan komitmen mahasiswa LSPR Batch 26 Kelas Excellence dalam memperkuat identitas Kampung Anggur sebagai kampung inovatif, dapat meningkatkan visibilitas di tengah masyarakat perkotaan, serta membuka peluang kolaborasi lintas sektor untuk mendukung pengembangan potensi pertanian lokal secara berkelanjutan. 

“Festival Si Manis Munjul merupakan bentuk nyata dari upaya kami sebagai mahasiswa tidak hanya belajar secara teori tetapi terlibat langsung dalam membangun dan memberdayakan potensi lokal masyarakat. Dalam proses pelibatan tersebut, kami belajar bahwa potensi lokal di Kampung Anggur (Munjul) bisa menjadi sumber inspirasi dan peluang,” kata Jonathan Ezra Widjaya selaku Ketua Acara Festival Si Manis Munjul.

Baca Juga: Kalamo Biak Akan Jadi Percontohan Kampung Nelayan Merah Putih

Perilisan kampanye tersebut merupakan pembuka dari Festival Si Manis Munjul melibatkan para pelaku petani perkotaan di Kampung Anggur, Ibu PKK Kampung Anggur, pelaku UMKM terutama kuliner berbahan anggur, serta siswa SMK Sahid, SMK 63, SMK Paskita Global, SMK 24, dan SMK 66 Jakarta, untuk mengikuti workshop penanaman dan pencangkokan anggur, pembuatan jus anggur, dan ikut meramaikan #VINEyourspotchallenge. Acara tersebut bertujuan memperkenalkan secara lebih luas kepada khalayak tentang Kampung Anggur sebagai desa percontohan pertanian perkotaan inovatif serta mempromosikan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) lokal milik warga melalui sebuah festival.

Sebelumnya, pada pre event, telah berlangsung workshop branding dan social media untuk mempersiapkan para pelaku petani perkotaan di Kampung Anggur memiliki keterampilan membangun brand identity lalu menyebarluaskan di platform sosial media serta menjual hasil panen atau olahannya di e-commerce. Seluruh kegiatan pada program tersebut dilakukan bersama masyarakat setempat dengan mempertimbangkan aspek keberlanjutan (sustainability).

“Di LSPR Institute of Communication and Business, seluruh program telah dijalankan sesuai dengan Sustainable Development Goals (SDGs). Khusus pada program Si Manis Munjul, kami mengaitkannya dengan SDGs pilar 11 tentang kota dan komunitas dan pilar 15 mengenai ekosistem darat. Kami sangat berharap program dapat bermanfaat pada komunitas atau masyarakat, menginspirasi lebih banyak pihak, dan berkelanjutan,” kata Maylaffayza Wiguna selaku pengajar mata kuliah Community Development LSPR Jakarta.  

Program Si Manis Munjul, menurut Lukman Widodo selaku Ketua RT.009/RW.04 Kampung Anggur, sangat penting bagi pengembangan agrikultur di wilayahnya. Sejak kampungnya berubah menjadi lebih asri dengan banyaknya para warga memanfaatkan lahan sempit di rumahnya menjadi kebun anggur, Kampung Anggur mulai dikenal banyak orang karena keunikannya. 

“Kami berharap program ini dapat menjadikan Kampung Anggar Munjul menjadi destinasi agrowisata perkotaan sehingga dapat memberi dampak langsung bagi masyarakat. Dari hasil workshop dengan rekan-rekan LSPR kami menjadi sadar pentingnya punya identitas. Kami ingin sekali anggur menjadi ikon Kampung Munjul,” kata Lukman Widodo. 

Baca Juga: KKP Tegaskan Program Kampung Nelayan Merah Putih Bukan Sebatas Proyek Pembangunan

Selain mengubah kampung padat penduduk menjadi hunian lebih alami dengan penerapan urban farming dengan menanam anggur, membentuk identitas kampung, dan punya dampak ekonomi dari hasil pertanian dan pengolahan anggur, kehadiran Kampung Anggur juga turut memberdayakan perempuan terutama ibu-ibu. Dari 15 petani perkotaan (urban farmer) terdaftar, terdapat 10 orang perempuan petani perkotaan dan 5 orang lelaki di Kampung Anggur.

“Sejak Kampung Munjul mulai dikenal sebagai Kampung Anggur, ibu-ibu semakin semangat untuk terus belajar dan tidak ragu mecoba hal-hal baru. Kehadiran mahasiswa LSPR sangat membantu ibu-ibu untuk terus mengasah keahlian terutama di identitas, penyebarluasan di sosial media, dan penjualan di marketplace,” tutup Ibu Komariah selaku Kader Dasa Wisma 09. Kampung Anggur tak sekadar cita-cita memajukan agribisnis dari urban farming anggur, tetapi lebih luas lagi sebagai upaya pembentukan identitas kampung, berdampak ekonomi, dan memberdayakan perempuan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: