Kredit Foto: PT IMIP
Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) menandai tonggak baru dalam upaya transformasi hijau dengan memulai proyek kemitraan pariwisata berbasis komunitas di Sulawesi Tengah.
Adapun upaya ditandai dengan upaya IMIP dengan ditandatanganinya kerja sama pengembangan pariwisata hijau dengan desa Fatufia, Bete-Bete, Padabaho, dan Mbokita di Rumah Literasi Lahan Sidaya IMIP, Desa Labota, Morowali.
Langkah ini menandai pergeseran strategis kawasan industri IMIP dari fokus utama pada sektor ekstraktif menuju pembangunan yang lebih hijau, inklusif, dan kolaboratif.
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata Kabupaten Morowali, Mohammad Amin, menyebut Bahodopi bukan hanya kaya akan mineral, tetapi juga menyimpan potensi wisata alam dan budaya yang luar biasa.
Baca Juga: Penguatan SDM Pariwisata Kunci Utama Capai Target Pariwisata 2025
"Pariwisata hijau merupakan jalur penting untuk melestarikan lingkungan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang merata," ujar Amin dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (2/7/2025).
Sebagai bagian dari implementasi proyek, keempat desa mitra membentuk tim pengembangan pariwisata masing-masing yang terdiri dari sembilan anggota. Tim ini akan menjalankan kunjungan lapangan, berkoordinasi lintas sektor, dan memastikan proyek berjalan efektif serta berdampak luas.
Penandatanganan kerja sama juga dilakukan antara kepala desa dan lima perusahaan di kawasan IMIP, yaitu PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel, PT Indonesia Guangqing Nickel Industry, PT Huayue Nickel Cobalt, PT Dexin Steel Indonesia, dan PT Sulawesi Mining Investment.
Direktur Komunikasi IMIP, Emilia, mengatakan kolaborasi ini akan difokuskan pada tiga pilar utama: pengembangan infrastruktur pendukung pariwisata, penyediaan informasi dan saluran promosi pariwisata, serta pelatihan keterampilan di bidang pariwisata melalui pendidikan ekologi.
Baca Juga: Desa Wisata Pentingsari Bukti Nyata Pariwisata Mampu Jadi Alat Transformasi Sosial
“Kami yakin bahwa sistem industri yang tangguh harus dibangun di atas dasar keberlanjutan, dengan mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap ekologi dan komunitas,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa IMIP tengah aktif mendorong transformasi hijau dan rendah karbon melalui efisiensi sumber daya serta pelibatan masyarakat lokal.
Proyek ini diklaim selaras dengan tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030 PBB dan visi pembangunan hijau dalam Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative).
Model partisipatif berbasis kemitraan antara perusahaan, komunitas, dan pemerintah ini diharapkan menjadi preseden baru bagi kawasan industri lainnya dalam mewujudkan pembangunan berorientasi lingkungan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement