Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar Naik, Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Tertunda

Dolar Naik, Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Tertunda Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dolar Amerika Serikat (AS) menguat terhadap mata uang utama dunia pada Kamis (3/7). Hal ini terjadi setelah data menunjukkan bahwa ekonomi menciptakan lebih banyak lapangan kerja dari perkiraan. Hal ini memicu spekulasi bahwa pemangkasan suku bunga akan ditunda Federal Reserve (The Fed).

Dilansir dari Reuters, Jumat (4/7), Indeks Dolar (DXY) yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang utama lainnya termasuk yen dan euro, naik 0,40% menjadi 97,135. Ia mencatat kenaikan dua hari berturut-turut, meskipun masih berada dekat level terendah dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Data Tenaga Kerja Tak Sesuai Dugaan Investor, Pemangkasan Suku Bunga Bisa Ditunda The Fed AS

Data Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat menunjukkan bahwa nonfarm payrolls meningkat sebanyak 147.000 di Juni. Capaian tersebut melampaui ekspektasi pasar sebesar 110.000.

Kenaikan dolar ini juga disertai dengan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS. Imbal hasil obligasi bertenor dua tahun naik 9,7 basis poin menjadi 3,789%. Sementara imbal hasil obligasi 10 tahun naik 5,5 basis poin menjadi 4,348%.

“Akan sangat sulit bagi bank sentral  untuk memangkas suku bunga dalam kondisi pasar tenaga kerja yang masih sangat kuat,” ujar Presiden dan Chief Investment Officer Merk Hard Currency Fund, Axel Merk.

“Argumen Jerome Powell agar bank sentral tetap bersabar dan menunggu data lanjutan masih berlaku," tambah Merk.

Saat ini, probabilitas pasar bahwa bank sentral akan mempertahankan suku bunga tetap pada pertemuan bulan ini naik menjadi 95,3%.

Adapun Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat menyetujui rancangan aturan pemotongan pajak dan pengeluaran besar-besaran. Kini rancangan turan itu tinggal menunggu pengesahan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Sementara Menteri Keuangan Amerika Serikat, Scott Bessent mengatakan bahwa pihaknya mengharapkan serangkaian kesepakatan perdagangan tercapai sebelum batas waktu 9 Juli.

Baca Juga: Bank BJB Syariah Rilis Sukuk Perdana Rp300 Miliar di BEI

AS juga kembali mengumumkan telah mencabut pembatasan ekspor ke China. Hal ini untuk pengembang perangkat lunak desain chip dan produsen etana.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: