Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi Kreatif Jadi Kunci Hadapi Tantangan Global

Ekonomi Kreatif Jadi Kunci Hadapi Tantangan Global Kredit Foto: Dok. Kemenekraf
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Teuku Riefky Harsya, mengungkapkan ekonomi kreatif menjadi kunci dalam menghadapi tantangan global.

Menurutnya, ekonomi kreatif mampu mendorong inovasi dan kewirausahaan bagi generasi muda sehingga Indonesia yang beraneka ragam punya daya saing di pasar global.

Baca Juga: Kemenperin Tingkatkan Eksposur dan Konsumsi Produk Specialty Nasional

Menteri Ekraf menyampaikannya menyusul pidato Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang masa depan peradaban dunia di Jakarta, Rabu, 30 Juli 2025.

“Ekonomi kreatif senantiasa menjadi kunci untuk menjawab tantangan global sebab tiap 17 subsektor ekraf yang ada bisa mendorong inovasi, menciptakan lapangan kerja, dan mempromosikan potensi dari tiap daerah,” ungkap Menteri Ekraf, dikutip dari siaran pers Kemen Ekraf, Selasa (5/8).

Ekonomi kreatif yang berbasis teknologi dan inovasi juga mampu membantu peradaban Indonesia supaya bisa beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan global dan disrupsi teknologi. 

Kementerian Ekraf punya peran penting dalam menciptakan ekosistem yang kondusif, memberikan pelatihan, dan memastikan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual bagi pegiat ekonomi kreatif yang masih mengalami krisis identitas kolektif.

“Dalam konteks menjaga peradaban, ekonomi kreatif diharapkan bisa menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional. Apalagi melalui Asta Cita Presiden Prabowo, ekonomi kreatif menjadi salah satu strategi utama untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 yang lebih sejahtera, berdaya saing, dan berkelanjutan,” ujar Menteri Ekraf.

Melalui Pidato Peradaban World Disorder and The Future of Our Civilization, Presiden SBY menyampaikan kajian peradaban sebagai ruang reflektif demi membangun arah masa depan bangsa yang lebih beradab. 

Presiden SBY mengungkapkan kondisi peradaban global dan peluang abad ke-21 di tengah kecanggihan teknologi dan keterhubungan global yang semakin intens. SBY meyakini bahwa tanpa demokrasi yang sehat, keadilan tidak akan hadir.

“Kita harus menjaga keseimbangan antara stabilitas politik, pertumbuhan ekonomi, dan kebebasan sipil. Tanpa suatu keadilan, peradaban tidak akan berkembang. Maka dari itu, dunia harus bersatu untuk transisi energi bersih, restorasi ekosistem, ekonomi hijau, dan pembangunan berkelanjutan yang bisa menyelamatkan peradaban dari kehancuran ekonomi,” ujar SBY dalam acara yang berlangsung di Ballroom Menara Bank Mega.

SBY menilai ada 4 arus besar peradaban dunia yang berdampak langsung terhadap Indonesia seperti globalisasi ekonomi, teknologi informasi dan komunikasi, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan, serta pergeseran nilai dan budaya. SBY juga menyoroti tantangan krisis iklim dan menegaskan perlu kerja sama global sehingga tidak ada ketimpangan, potensi konflik, serta kerapuhan struktur tata kelola global.

“Melalui ekonomi yang inklusif, pajak yang lebih adil, pendidikan dan akses digital yang merata, maka kita bisa mengubah semua menjadi kekuatan baru dalam peradaban bangsa. Generasi muda Indonesia yang tumbuh juga harus berhadapan dengan banjir informasi, tantangan identitas, dan krisis makna. Disinilah pentingnya pendidikan karakter, spiritualitas, dan nilai kebangsaan dalam membentuk arah peradaban masa depan,” ucap SBY.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: