Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Temmy Satya Permana, mengungkapkan UMKM berperan penting pada rantai pasok dalam mewujudkan program pembangunan 3 juta rumah.
Sehingga Kementerian UMKM memperluas akses pembiayaan bagi pengusaha UMKM yang bergerak di ekosistem perumahan melalui Program Bisnis Layak Funding (BISLAF).
Baca Juga: Kejar Target Ekonomi 8%, RI Butuh Dukungan Perguruan Tinggi
Kegiatan Intimate Business Matching, BISLAF hadir sebagai jembatan antara kebutuhan permodalan UMKM dengan peluang pendanaan dari lembaga keuangan dan investor.
Ini disampaikan Temmy dalam sambutannya pada acara Intimate Business Matching BISLAF di Bogor, beberapa waktu lalu.
“UMKM memiliki peran penting dalam rantai pasok perumahan, baik sebagai penyedia material, kontraktor, maupun jasa pendukung pasca-hunian. Karena itu kami berupaya untuk mewujudkan ekosistem yang dapat meningkatkan kapasitas usaha mereka agar siap berperan dalam pembangunan 3 juta rumah,” ujarnya, dikutip dari siaran pers Kementerian UMKM, Jumat (19/9).
Temmy menambahkan, salah satu tantangan krusial pengusaha UMKM adalah kebutuhan pembiayaan. Berdasarkan Sistem Informasi Data Tunggal (SIDT) Kementerian UMKM, ada sekitar 104 ribu UMKM yang bergerak di ekosistem pembangunan perumahan, terdiri dari 35 ribu di bidang jasa konstruksi serta hampir 70 ribu penyedia bahan material.
“Maka dari itu, melalui program BISLAF, kami memfasilitasi UMKM agar lebih siap mengakses pendanaan dari lembaga keuangan, investor, hingga program pemerintah,” kata Temmy.
Pemerintah juga telah menyiapkan berbagai kebijakan untuk mendukung target pembangunan 3 juta rumah, antara lain Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan target pembangunan 350 ribu rumah subsidi, Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) untuk 38 ribu rumah, insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) bagi pembelian rumah di bawah Rp2 miliar, serta alokasi kredit program perumahan sebesar Rp130 triliun dengan bunga bersubsidi.
“Kami berharap UMKM memiliki kesiapan dalam menjawab kebutuhan pasar dan mampu menjelaskan identitas bisnis mereka di hadapan lembaga keuangan maupun investor. Karena itu, pemberdayaan UMKM ekosistem perumahan menjadi fokus kami, agar mereka memiliki kapasitas usaha dan kesiapan pendanaan yang memadai ,” ujar Temmy.
Dalam kesempatan yang sama, Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi Usaha Kecil, Ali Manshur, menuturkan kegiatan Intimate Business Matching ini merupakan puncak rangkaian Bootcamp Pendampingan Akses Pembiayaan dan Investasi bagi UKM ekosistem perumahan yang telah berlangsung sejak Juni 2025 yang berlangsung selama dua hari.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement