Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IWG Dorong Pemerataan Ekonomi dari Ruang Kerja Fleksibel

IWG Dorong Pemerataan Ekonomi dari Ruang Kerja Fleksibel Kredit Foto: IWG
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertumbuhan ekonomi Indonesia mulai menunjukkan pola baru: bergeser dari Jakarta ke kota-kota lain melalui ekspansi ruang kerja fleksibel (flexible workspace). Tren ini menjadi indikator munculnya pusat-pusat bisnis baru di luar ibu kota, seiring dengan meningkatnya kebutuhan perusahaan terhadap model kerja yang lebih adaptif dan efisien.

IWG, perusahaan penyedia ruang kerja fleksibel global dengan merek seperti Regus, HQ, dan Signature, mencatat 85 persen pelanggan baru di provinsi merupakan perusahaan yang pertama kali beroperasi di wilayah tersebut.

“Setiap kali kami membuka pusat baru di sebuah provinsi, 85 persen pelanggan kami adalah perusahaan yang untuk pertama kalinya berbisnis di wilayah itu,” ujar Lars Wittig, Senior Vice President IWG Asia Pacific, dalam konferensi pers di Jakarta.

Baca Juga: Ekonomi Indonesia Tangguh, Airlangga: Kita Masih Bisa Jaga Momentum

IWG pertama kali hadir di Indonesia pada 2006 dengan 15 pusat sebelum pandemi Covid-19. Selama pandemi, perusahaan justru menambah empat lokasi baru, dan kini mengoperasikan 44 pusat. “Sebelum Tahun Baru Imlek nanti, kami akan mencapai 60,” kata Lars. Ia menilai lonjakan permintaan terhadap ruang kerja fleksibel merupakan respons atas perubahan pola kerja global yang menuntut efisiensi biaya dan fleksibilitas waktu.

Selain faktor efisiensi, Lars menilai ekspansi bisnis IWG di luar Jakarta sejalan dengan pergeseran ekonomi nasional. Kepadatan ibu kota, biaya tinggi, dan kemacetan telah mendorong perusahaan mencari lokasi alternatif seperti Bandung, Surabaya, Makassar, Semarang, dan Balikpapan. “Hampir tidak ada bisnis di Jakarta yang tidak sedang mempertimbangkan kapan dan ke mana mereka akan ekspansi ke luar kota,” ujarnya.

Pergeseran ini, lanjutnya, justru menguntungkan Jakarta karena tekanan populasi dan aktivitas ekonomi mulai tersebar. Fenomena itu juga beriringan dengan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. “Segala hal di IKN — mulai dari logistik, konstruksi, hingga konsultansi — menuntut fleksibilitas. Itulah ruang kami berperan,” kata Lars.

Baca Juga: Ketahanan Ekonomi RI Diakui Dunia, Airlangga Sentil Soal Momentum Positif

Menurut Lars, kehadiran pusat-pusat IWG di daerah tidak sekadar menyediakan kantor, melainkan menjadi katalis kegiatan ekonomi baru. “Kami membantu membawa perusahaan besar ke provinsi lebih cepat dari yang seharusnya, dan sekaligus memberi peluang bagi wirausahawan lokal untuk berkembang,” tuturnya. Ia menjelaskan, model ini menciptakan efek domino: perusahaan besar memperoleh fleksibilitas, sementara pelaku usaha kecil mendapat legitimasi dan jaringan bisnis.

Lars menegaskan, ekspansi di luar Jakarta merupakan pergeseran paradigma bisnis, bukan sekadar perluasan geografis. “Kunci sukses kami di Indonesia bukan hanya jaringan besar, tapi juga kemitraan lokal yang kuat. Ketika kami bekerja sama dengan pengembang dan keluarga bisnis di daerah, kami tidak hanya tumbuh. Kami membantu mereka membuka peluang baru,” katanya.

Country Head IWG Indonesia, Putri Mulya, menambahkan bahwa Balikpapan menjadi salah satu kota prioritas pengembangan. “Di Balikpapan, kami sudah memiliki satu kantor. Tapi ambisi kami jauh lebih besar. Kami mengikuti di mana ekonomi tumbuh. Jika ada proyek dan permintaan, kami akan hadir di sana,” ujar Putri.

Tren ruang kerja fleksibel yang tumbuh di luar Jakarta menandai babak baru pemerataan ekonomi Indonesia — di mana konektivitas, mobilitas, dan fleksibilitas ruang menjadi motor penggerak pertumbuhan regional.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: