Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tertekan Harga Batu Bara, Pendapatan dan Laba Emiten Jagoan Lo Kheng Hong (ABMM) Anjlok

Tertekan Harga Batu Bara, Pendapatan dan Laba Emiten Jagoan Lo Kheng Hong (ABMM) Anjlok Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT ABM Investama Tbk (ABMM) menghadapi tekanan berat sepanjang 2025 akibat pelemahan harga batu bara global dan cuaca ekstrem yang menghambat operasional. Hingga September 2025, emiten portofolio Lo Kheng Hong ini mencatat pendapatan konsolidasian sebesar USD781,6 juta, turun 12,5% secara tahunan (YoY). Penurunan ini turut menyeret EBITDA menjadi USD280,7 juta atau merosot 39,8% YoY, sementara laba bersih menyusut ke USD42,4 juta.

Namun, di tengah kondisi yang menantang, ABM menunjukkan tanda-tanda pemulihan di kuartal ketiga. Perusahaan berhasil membukukan peningkatan pendapatan konsolidasian 7,0% QoQ, sementara biaya pendapatan hanya naik 3,9%. Dampaknya, laba kotor melonjak 39,5% QoQ dibandingkan kuartal sebelumnya.

“Dalam menghadapi tantangan eksternal yang terjadi pada paruh pertama tahun 2025, Perseroan bergerak cepat dengan mengakselerasi dan mengeksekusi serangkaian inisiatif strategis yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas operasional, efisiensi biaya, pengelolaan modal yang disiplin, serta penerapan manajemen keuangan yang lebih prudent. Upaya ini menghasilkan peningkatan signifikan dalam capaian operasional dan kinerja keuangan selama kuartal ketiga,” kata Hans Manoe, Direktur PT ABM Investama Tbk.

Baca Juga: ABMM Tegaskan Komitmen terhadap Keberlanjutan dan Inklusivitas di Usia ke-16

Langkah-langkah efisiensi dan strategi peningkatan produktivitas yang diterapkan terbukti efektif. Pada kuartal III 2025, volume pengupasan lapisan tanah meningkat 15,6%, sementara pengambilan batu bara naik 12,8% dibandingkan kuartal sebelumnya.

Di luar pencapaian jangka pendek, Perseroan tetap berkomitmen pada inisiatif strategis jangka panjang yang berfokus pada stabilisasi operasi pertambangan dan ekspansi basis pendapatan non-batu bara melalui pengembangan bisnis terkait yang akan memperkuat sinergi dalam ekosistem bisnis Perseroan. Strategi ini sejalan dengan visi Perseroan untuk memperkuat posisinya sebagai entitas rantai nilai pertambangan yang terkemuka dan bereputasi di Indonesia.

"Ke depannya, Perseroan tetap berkomitmen untuk memaksimalkan produktivitas operasional guna memberikan nilai jangka panjang yang berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan," tandas Hans.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: