Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Krakatau Steel Kritis, Pengamat Nilai Integrasi ke MIND ID Jalan Terbaik

Krakatau Steel Kritis, Pengamat Nilai Integrasi ke MIND ID Jalan Terbaik Kredit Foto: Website Krakatau Steel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat Tambang dan Energi Ferdy Hasiman menilai PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) sebaiknya segera diintegrasikan ke dalam Holding BUMN Pertambangan, MIND ID. Menurutnya, langkah ini mendesak dilakukan untuk memperbaiki tata kelola KRAS yang dinilai tidak efektif dan sarat persoalan.

“KRAS ini, aduh, isunya ini memalukan negara gitu loh. Udah lah, diholding aja, diholding ke MIND ID aja. Menurut saya lebih bagus, karena dia akan fokus ke personal, MIND ID akan meng-handle. Dia punya tata kelola, manajemen investasi,” ujarnya kepada Warta Ekonomi, Minggu (16/11/2025).

Ferdy menegaskan, integrasi ke MIND ID akan memberi peluang perbaikan signifikan bagi KRAS sebagaimana dialami PT Timah, PT Antam, dan PT Inalum yang kini memiliki rekam jejak lebih solid di bawah holding tersebut.

Baca Juga: Terungkap: Ini Sebab Krakatau Steel Tak Lagi Bisa Ngutang ke Perbankan

“PT Timah juga begitu yang kita omongin tadi. Sekarang MIND ID menjadi pelopor hilirisasi kan. Pertanyaan saya kenapa KRAS nggak digabungin aja? Kenapa? Jangan sampai banyak bandit loh di sana. Kenapa nggak ke MIND ID, korupsinya banyak loh di sana,” tegasnya.

Menurut Ferdy, kondisi tata kelola KRAS yang carut-marut menjadikan opsi pengintegrasian ke MIND ID sebagai langkah paling masuk akal.

“Sebenarnya kalau menurut saya sih, daripada Danantara injeksi modal dulu ke sana, mending disatuin ke dalam holding MIND ID, supaya MIND ID jadi lebih besar,” tandasnya.

Sebagaimana diketahui, Managing Director Non-Finansial Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara), Febriany Eddy, sebelumnya mengungkap kondisi keuangan KRAS telah berada pada titik kritis. Ia menyebut KRAS kini bahkan tak bisa lagi mengakses pinjaman perbankan karena kehilangan creditworthiness.

Baca Juga: Danantara Ungkap Duri Krakatau Steel, Febri : 'Bisa Kita Tolong'

“Dia tidak ada creditworthiness lagi. Jadi dia nggak bisa minjem uang lagi layaknya perusahaan-perusahaan lain,” ujarnya dalam Media Briefing di Jakarta, Jumat (14/11/2026).

Akibat keterbatasan tersebut, KRAS saat ini hanya mampu beroperasi sekitar sepertiga dari kapasitas normalnya.

Meski kondisi keuangan dinilai tidak sehat, Febriany menegaskan industri baja nasional tetap memiliki prospek cerah. Konsumsi baja per kapita Indonesia masih rendah, kebutuhan domestik terus tumbuh, dan sektor ini strategis bagi pembangunan nasional.

BPI Danantara kini berada pada tahap final untuk memberikan dukungan modal kerja bagi KRAS agar perusahaan dapat kembali menjalankan operasi intinya.

Baca Juga: Dulu Rugi, Krakatau Steel (KRAS) Kini Cetak Laba USD22,17 Juta per September 2025

“Kalau dia balik ke normal lagi, apakah dia masih bisa bersaing dengan pemain lainnya? Ternyata dari hitungan kita, bisa. Tapi itu akan mengharuskan manajemen KS untuk banyak-banyak disiplin,” kata Febriany.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: