Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Aplikasi Ini Mudahkan Petani Cek Kesuburan Tanah

        Aplikasi Ini Mudahkan Petani Cek Kesuburan Tanah Kredit Foto: Fajar Sulaiman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan benih sayuran PT East West Seed Indonesia (Ewindo) atau dikenal dengan ?Cap Panah Merah? bekerjasama dengan lembaga nirlaba Promoting Rural Income through Support for Markets in Agriculture (PRISMA) meluncurkan aplikasi Sipindo (Sistem Aplikasi Petani Indonesia) untuk medukung kemajuan sektor pertanian di Indonesia.

        Peluncuran aplikasi ini dihadiri oleh Managing Director Ewindo Glenn Pardede, Sales and Marketing Director Afrizal Gindow, Sekertaris Ditjen Hortikultura Kementan Sri Wijayanti Yusuf, Perwakilan PRISMA Prajwal Shahi, pelaku usaha makanan dan perwakilan petani dari seluruh Indonesia.

        ?Kami bangga dapat meluncurkan aplikasi SIPINDO yang diharapkan dapat memudahkan para pemangku kepentingan di sektor pertanian hortikultura khususnya para petani. Peluncuran aplikasi ini sekaligus menjadi wujud semboyan kami yakni menjadi sahabat yang paling baik untuk petani,? kata Managing Director Ewindo Glenn Pardede saat peluncuran Sipindo di Jakarta, Kamis (27/4/2017).

        Saat ini petani di Indonesia masih mengalami berbagai hambatan dalam mengembangkan usahanya, mulai kendala hama dan penyakit tanaman, kendala perubahan iklim, kesulitan dalam mengakses pasar, permainan harga oleh para tengkulak dan kurangnya penerapan pola diversifikasi tanaman karena petani di Indonesia masih memiliki kecenderungan menanam satu komoditi yang sama disaat harga bagus. Hadirnya aplikasi Sipindo ini diharapkan mampu memberikan jawaban untuk membantu para petani dalam menyelesaikan masalah yang sering dihadapi.

        Fitur-fitur yang disajikan secara realtime dan akurat sehingga petani bisa langsung mengakses informasi yang dibutuhkan terkait profil petani di wilayah lain, harga dan tren permintaan komoditas di pasaran, tata cara penanganan hama dan penyakit tanaman, pola dan musim tanam, estimasi waktu panen dan perkiraan jumlah produksi, dan juga prakiraan iklim dan cuaca hingga forum jual beli hasil panen dari pedagang pasar tradisional hingga retail modern untuk mengantisipasi permainan harga oleh para tengkulak. Petani pun dapat mengetahui tingkat kesuburan tanah agar lebih hemat dalam menggunakan pupuk.

        ?Kami harap aplikasi ini dapat membantu petani Indonesia dalam mengakses informasi dan pengetahuan pertanian secara realtime dan akurat," sebut Manajer Portfolio PRISMA, Prajwal Shahi.

        Glenn menambahkan, aplikasi berbasis android ini merupakan inisiasi Ewindo atas pengalaman lebih dari 25 tahun pada pengembangan bisnis benih hortikultura di Indonesia. ?Dalam pengembangannya, kami bersinergi dengan stakeholder terkait mulai dari pemerintah, swasta hingga lembaga nirlaba asing yang memiliki kesamaan visi untuk mendukung kemajuan industri pertanian khususnya sektor hortikultura di Indonesia. Pada tahap awal aplikasi ini akan menyasar kepada 1.000 petani, diharapkan dalam tiga tahun ke depan dapat menyasar 10.000 petani,? ucap Glenn.

        Selain petani, mitra penyuluh dan pedagang memang juga dapat menggunakan aplikasi Sipindo ini. Keuntungan bagi mitra penyuluh adalah mendapatkan informasi yang dibutuhkan petani sehingga dapat meminimalisir kesalahan dalam menganalisa suatu masalah yang dihadapi kemudian segera memberikan solusi serta penyuluhan dengan cepat dan tepat kepada masing-masing petani.

        Sementara, pedagang bisa memanfaatkan aplikasi ini untuk mencari dan membeli produk produk pertanian sesuai kebutuhan mereka. Diharapkan, volume perdagangan produk pertanian melalui aplikasi digital juga bisa meningkat, sekaligus memberi keuntungan yang lebih baik untuk petani dan pedagang.

        Sebagai informasi, data Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) menyebutkan, persentase pertumbuhan agribisnis hortikultura terutama sayuran pada tahun 2017-2018 diperkirakan akan mencapai 4,7 persen hingga 16,1 persen. Nilai agribisnis produk sayuran di Indonesia pun diperkirakan mencapai Rp 112 triliun, termasuk perkiraan sekitar 421 juta USD adalah produk impor.

        Faktor pendorong pertumbuhan utamanya adalah dari sisi permintaan, dengan faktor utama pertumbuhan masyarakat perkotaan yang saat ini telah mencapai 56% dari total penduduk, pertumbuhan pendapatan masyarakat serta peningkatan kesadaran dan gaya hidup yang mengedepankan pentingnya sayur dan buah bagi kesehatan.

        Untuk memenuhi kebutuhan akan permintaan tersebut, petani diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian mereka sesuai dengan permintaan pasar secara kontinyu.

        ?Aplikasi ini bisa menjadi salah satu solusi bagi petani mendapatkan akses informasi pertanian dengan mudah untuk peningkatan produktivitas serta kualitas yang berujung pada peningkatan kesejahteraan petani. Petani bisa merasakan keuntungan yang lebih optimal ketika menjual hasil panennya karena lebih dekat dengan pasar dan terhindar dari permainan harga dari para tengkulak,? tutup Glenn.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Hafit Yudi Suprobo

        Bagikan Artikel: