Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Manajemen Sevel Curhat Soal Kronologis Penutupan Seluruh Gerai

        Manajemen Sevel Curhat Soal Kronologis Penutupan Seluruh Gerai Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Modern Internasional Tbk (MDRN) induk usaha dari PT Modern Sevel Indonesia (MSI) yang merupakan pemilik gerai 7-Eleven (Sevel) di Indonesia ini curhat terkait kronologis perseroan memutuskan untuk?menutup Sevel.

        Direktur Keuangan Modern Internasional Chandra Wijaya mengatakan jika gonjang-ganjing Sevel berawal dari tahun 2015 di mana saat itu perusahaan sudah menjalankan strategi restrukturisasi dan konsolidasi perusahaan dengan secara aktif mencari investor baru dalam melakukan pengembangan bisnis Sevel.

        Namun sayang, pada 2015 penjualan MSI mulai menurun ke level Rp886,15 miliar. Kala itu perseroan mengalami kerugian operasional Rp49,58 miliar dan rugi tahun berjalan sebesar Rp127,7 miliar.

        Menurutnya, hal tersebut disebabkan ekspansi Sevel yang dilakukan terlalu cepat di awal di mana sebagian besar kebutuhan ekspansi tersebut dibiayai oleh pinjaman. Sehingga, kewajiban pembayaran bunga dan pokok pinjaman yang signifikan mengganggu modal kerja yang dapat digunakan untuk operasi bisnis Sevel.

        "Ditambah lagi dengan daya beli masyarakat yang melemah sejak tahun 2015 dan terus berkelanjutan di tahun 2016 dan awal 2017, serta pertumbuhan bisnis retail yang melambat juga menjadi salah satu kendala dalam pengembangan bisnis Sevel," ujarnya di Jakarta, Jumat (14/7/2017).

        Chandra menuturkan keadaan semakin parah dengan adanya pelarangan penjualan minuman beralkohol (minol) di gerai-gerai minimarket yang efektif berlaku per April 2015. "Pelarangan juga mempengaruhi penjualan snack dan confectionary sehingga penurunan penjualan sangat terasa," tuturnya.

        Selain itu, lanjut Chandra, persaingan bisnis retail khususnya di hidnag convenience store semakin lama semakin tinggi dan ketat dengan banyaknya pemain baru yang masuk.

        "Persaingan bisnis yang sangat ketat ini bukan hanya dirasakan oleh binis Sevel, tetapi juga banyak pemain retail convenience store dengan brand kuat dari luar negeri yang sudah terlebih dahulu melakukan penghentian operasi bisnis mereka," ungkapnya.

        MDRN pun tak tinggal diam, beberapa kali perusahaan mencoba untuk mencari investor strategis guna menyelamatkan Sevel. Namun, usaha tersebut terus menerus kandas. Yang terakhir, ?perusahaan gagal menjual Sevel ke anak usaha PT Charoen Pokhpand Indonesia (CPIN) yakni PT Charoen Pokhpand Restu Indonesia (CPRI). Sehingga, pada 30 Juni 2017 perseroan memutuskan untuk menutup seluruh gerai Sevel yang ada karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki untuk menunjang kelanjutan kegiatan operasional.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: