Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk segera mengaudit seluruh BUMN asuransi dan yayasan dana pensiun.
Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan gambaran jelas tentang bagaimana skema investasi dan prosedur investasi yang dilakukannya.
Menurut dia, usai terbongkarnya skandal Jiwasraya, kini mulai terkuak investasi PT ASABRI sepanjang tahun 2019 yang ambles di 12 perusahaan dengan total nilai kerugian ditaksir melebihi Rp10 triliun.?
"Audit menyeluruh perlu segera dilakukan BPK terhadap berbagai perusahaan BUMN yang bergerak di jasa asuransi. Jangan sampai kejadian Jiwasraya dan Asabri juga terjadi di BUMN asuransi lainnya," katanya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu (12/1/2020).
Baca Juga: Ombudsman Pantau Laporan Keuangan Asabri Gara-gara Jarang Publikasikan...
Baca Juga: Nasabah Jiwasraya, Pak Erick Pastikan Pembayaran Klaim Asuransi
Lanjutnya, ia menegaskan audit kinerja ini sangat penting. Sebab, sambung dia, usai merebaknya kasus kJiwasraya dan ASABRI, publik kini penuh kecurigaan dan khawatir dugaan praktik kongkalikong pengelola dana masyarakat/negara, OJK dan penikmat dana tersebut, serta terjadi di berbagai perusahaan BUMN lainnya.
Padahal, menurut dia, pengelolaan asuransi dan dana pensiun tak boleh dilakukan serampangan karena menyangkut hajat hidup rakyat.
"Negara harus hadir melindungi rakyatnya. Akibat skandal Jiwasraya, rakyat yang sudah bersusah payah menyisihkan uangnya untuk masa depan hari tua untuk kesehatan dan pendidikan, bukannya menikmati kebahagiaan melainkan menikmati pilu," jelasnya.
Sambungnya, "Belum lagi menurunnya kepercayaan internasional terhadap pengelolaan BUMN. Kejadian memalukan ini tak boleh terulang, sudah cukup penderitaan yang diterima rakyat tanpa perlu ditambah menderita akibat tata kelola manajemen BUMN yang lama yang tak beres," lanjut dia.
Tak hanya itu, ia pun berharap perlunya dilakukan audit terhadap BPJS Ketenagakerjaan dan juga BPJS Kesehatan.?
"Di Akhir 2018, aset BPJS Ketenagakerjaan mencapai Rp 359,4 triliun. Per Mei 2019, dana kelolaannya mencapai Rp 391 triliun. Di akhir September 2019, ditaksir meningkat mencapai Rp 412 triliun. Uang sangat besar ini harus dikelola secara hati-hati dan diawasi secara ketat. Jangan sampai di kemudian hari ada berita serupa sebagaimana yang terjadi pada Jiwasraya," tegas dia.
Diketahui, saat ini setidaknya ada tujuh BUMN yang bergerak di bidang asuransi, yakni PT Jasa Raharja, PT Asuransi Jiwasraya, PT Asuransi Jasa Indonesia, PT Asuransi Kredit Indonesia, PT Asuransi Ekspor Indonesia, PT Reasuransi Indonesia Utama, dan PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ASABRI).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait:
- PT Asuransi Jiwasraya (Persero)
- PT Asuransi ABRI (Persero) (Asabri)
- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS Ketenagakerjaan)
- Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan)
- Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
- Bambang Soesatyo
- Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
- Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)