Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apa Itu Demonetisasi?

        Apa Itu Demonetisasi? Kredit Foto: Unsplash/Viascheslav Bublyk
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Demonetisasi adalah proses ekonomi dimana sejumlah mata uang yang tadinya sah tidak lagi berlaku untuk menjadi alat tukar. Dalam KBBI, demonetisasi secara garis besar adalah penarikan atau penghapusan fungsi standar alat pembayaran tertentu dan moneter.

        Nilai atau bentuk uang seringkali ditarik dan diganti dengan uang kertas atau koin baru. Terkadang, suatu negara mengganti sepenuhnya mata uang lama dengan mata uang baru. Konon, demonetisasi dilakukan oleh negara karena sejumlah alasan.

        Baca Juga: Apa Itu Blackout?

        Demonetisasi telah digunakan untuk menstabilkan nilai mata uang atau memerangi inflasi. The Coinage Act of 1873 merupakan sebuah sejarah saat Amerika Serikat mendemonetisasi perak sebagai alat pembayaran yang sah di negara tersebut. Hal ini berakhir dengan mendukung sepenuhnya standar emas, untuk mencegah inflasi yang mengganggu karena deposit perak baru yang besar ditemukan di Amerika Barat.

        Beberapa koin, termasuk kepingan dua sen, kepingan tiga sen, dan setengah sen tidak dilanjutkan. Penarikan perak dari perekonomian mengakibatkan kontraksi jumlah uang beredar, yang menyebabkan resesi di seluruh negeri.

        Dalam menanggapi resesi dan tekanan politik dari petani dan penambang ataupun pemurni perak, Undang-Undang Bland-Allison mengubah perak menjadi alat pembayaran yang sah pada tahun 1878.

        Dalam contoh yang lebih modern, pemerintah Zimbabwe mendemonetisasi dolar pada 2015 sebagai cara untuk memerangi hiperinflasi negara, yang tercatat sebesar 231.000.000 persen. Proses tiga bulan tersebut melibatkan penghapusan dolar Zimbabwe dari sistem keuangan negara dan memperkuat dolar AS, juga Botswana, dan rand Afrika Selatan sebagai alat pembayaran resmi negara dalam upaya untuk menstabilkan ekonomi.

        Beberapa negara telah melakukan demonetisasi mata uang untuk memfasilitasi perdagangan atau membentuk serikat mata uang. Contoh demonetisasi untuk tujuan perdagangan terjadi ketika negara-negara Uni Eropa secara resmi mulai menggunakan euro sebagai mata uang sehari-hari mereka pada tahun 2002.

        Ketika uang kertas dan koin fisik euro diperkenalkan, mata uang nasional lama, seperti mark Jerman, Franc Prancis, dan lira Italia didemonetisasi. Namun, mata uang yang bervariasi ini tetap dapat dikonversi menjadi Euro dengan nilai tukar tetap untuk sementara waktu guna memastikan transisi yang lancar.

        Terbaru di India, demonetisasi uang 500 dan 1000 rupee merupakan kebijakan yang diambil oleh Pemerintah India menggantikan penggunaan uang kertas seri pecahan Mahatma Gandhi sebagai pembayaran yang sah di India mulai tanggal 9 November 2016.

        Hal tersebut diumumkan oleh Perdana Menteri India, Narendra Modi, dalam pidato televisi hanya dalam semalam, 8 November 2016. Dalam pengumuman, Modi menyatakan peredaran uang 500 dan 1000 rupee dari seri Mahatma Gandhi sudah tidak lagi diterima sebagai alat pembayaran, sekaligus mengumumkan penerbitan uang 500 dan 2000 rupee dari seri Mahatma Gandhi baru sebagai pengganti uang kertas lama.

        Demonetisasi tersebut dilakukan untuk menghentikan pemalsuan uang kertas yang diduga akan digunakan untuk mendanai aksi terorisme, sebagaimana usaha untuk menghilangkan peredaran uang gelap di India. Langkah tersebut sekaligus ditujukan untuk melawan korupsi, pengemplang pajak, serta ancaman dan penyelundupan narkotika.

        Keuntungan Demonetisasi

        1. Korupsi dan pasar gelap berkurang drastis
        2. Pembatasan nominal penarikan tunai membuat transaksi berbasis kartu bakal menggantikan transaksi tunai
        3. Ketika pertukaran uang hanya bisa dilakukan di bank, maka akan mudah bagi bank untuk mendeteksi aliran uang dan menurunkan peluang pencucian uang

        Kerugian Demonetisasi

        1. Pertukaran uang membuat bank sentral India mengeluarkan uang tidak sedikit
        2. Orang-orang yang tidak punya akses ke perekonomian dan transaksi berbasis kartu akan merasa kesulitan
        3. Orang-orang yang selama ini terlibat dalam pasar gelap masih mungkin menyimpan kekayaan dalam bentuk mata uang asing, emas, dan juga property
        4. Banyak yang kehilangan mata pencaharian karena penarikan uang dari masyarakat membuat para pekerja rentan tidak digaji, petani sulit menjual hasil panen mereka dengan harga pantas, dan tidak ada uang mencukupi untuk membeli bibit dan pupuk.

        Demonetisasi bukanlah hal yang mudah dilakukan oleh pemerintah. Demonetisasi dapat menciptakan kerusuhan sosial jika pemerintah tidak mengambil langkah yang diperlukan untuk mensirkulasikan uang secara benar. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: