Taipan Minyak Singapura Bangkrut Rp54 Triliun, Status Miliardernya Langsung Dicabut Forbes!
Salah satu pedagang minyak independen terbesar di Singapura, Hin Leong Trading menyatakan kerugian berjangka sekitar USD800 juta selama bertahun-tahun. Hal tersebut dilaporkan oleh Reuters dan mengutip pengajuan pengadilan tertanggal 17 April.
Perusahaan tersebut sedang mengupayakan moratorium enam bulan atas beban utangnya yang kira-kira mencapai USD3,85 miliar atau setara dengan Rp54 triliun kepada 23 bank.
Dilansir dari Forbes di Jakarta, Selasa (19/1/21) pendiri dan direktur perusahaan, Lim Oon Kuim disebut-sebut meminta departemen keuangan untuk menyembunyikan kerugian ratusan juta dolar mereka agar tidak muncul di laporan keuangan perusahaan.
Baca Juga: Daebak! Meski Pandemi, Malaysia Cetak Miliarder Baru dari Kendaraan Listrik!
Putra satu-satunya Lim, Evan Lim Chee Meng mengatakan dalam pengajuan terpisah bahwa ayahnya menjual sebagian dari persediaan minyak perusahaan dan menggunakan hasil tersebut sebagai dana umum, meskipun barel tersebut dijadikan jaminan untuk mendapatkan pinjaman dari bank.
"Akibatnya ada kekurangan besar persediaan dibandingkan dengan kuantum persediaan yang telah diamankan untuk kepentingan bank pemberi pinjaman yang telah menyediakan pembiayaan persediaan," tulis Evan.
Evan merupakan direktur Hin Leong dan anak perusahaannya, Ocean Tankers, perusahaan pelayaran grup yang mengklaim memiliki armada lebih dari seratus kapal tanker minyak. Mereka juga mengajukan perlindungan kebangkrutan dari kreditor berdasarkan Pasal 211B dari Singapore's Companies Act. Kedua perusahaan tersebut sepenuhnya dimiliki oleh keluarga Lim, menurut arsip perusahaan.
Langkah Hin Leong untuk mencari perlindungan pengadilan dari kreditor terjadi ketika harga minyak mencapai level terendah dalam dua dekade dari perang harga Saudi-Rusia. Hal ini diperparah dengan permintaan global yang lemah dari pandemi virus corona.
Pengajuan pengadilan perusahaan menunjukkan bahwa masalah mereka dimulai jauh lebih awal karena telah merugi selama beberapa tahun terakhir.
Dalam presentasi kepada kreditor awal bulan ini, Hin Leong mengungkapkan pihaknya memiliki total kewajiban sebesar USD4,05 miliar terhadap aset senilai hanya USD714 juta.
Hin Leong Trading didirikan pada tahun 1963 oleh imigran China Lim pada usia 20 tahun dengan satu truk yang mengirimkan solar kepada para nelayan dan produsen listrik pedesaan kecil. Pedagang minyak Singapura terkenal ini telah berkembang menjadi salah satu pemasok bahan bakar kapal terbesar di Asia. Dia juga memiliki unit penyimpanan minyak Terminal Universal dengan PetroChina dan Macquarie Asia Infrastructure Fund.
Tahun lalu, Lim menduduki peringkat No. 18 pada daftar orang terkaya Singapura dengan kekayaan bersih diperkirakan mencapai USD1,65 miliar. Forbes tidak lagi menganggapnya sebagai miliarder setelah pengungkapan pengajuan kebangkrutan Hin Leong dan pengakuan kerugian yang diderita.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami