Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Apakah Penting untuk Mengukur Denyut Jantung saat Berolahraga?

        Apakah Penting untuk Mengukur Denyut Jantung saat Berolahraga? Kredit Foto: Pexels/Micah Boerma
        Warta Ekonomi -

        Spesialis kedokteran olahraga dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Grace Joselini C, MMRS, SpKO, menyarankan orang-orang untuk rutin mengukur denyut jantung saat berolahraga. Hal itu demi mencegah kelelahan dan kondisi fatal seperti serangan jantung.

        "Sebelum pandemi pun saya kalau bertemu pasien atau atlet selalu menyarankan kalau olahraga ukur nadi dengan heart rate monitor," ujar Graceyang juga anggota tim medis Pelatnas Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dalam talk show virtual bertajuk "Manfaat Gawai di Era Pandemi", Rabu (29/9).

        Baca Juga: Penting! Ternyata Diabetes dan Hipertensi Punya 'Hubungan Spesial' karena…

        Satu studi melibatkan pemain hoki menemukan, mereka yang terus-menerus melebihi target dan detak jantung maksimum memiliki tingkat pemulihan yang buruk setelah berolahraga. Mereka juga meningkat risikonya terkena masalah jantung salah satunya aritmia.

        Informasi mengenai detak jantung bisa membantu mengawasi tingkat intensitas olahraga seseorang, memperkirakan berapa banyak kalori yang sebenarnya terbakar sehingga dapat membantu mendapatkan hasil yang diinginkan.

        Denyut jantung termasuk salah satu ukuran untuk memperkirakan cadangan energi tubuh seseorang atau kerap disebut body battery. Body battery yang turun dikaitkan dengan kelelahan dan bila ditambah pemulihan tak bagus akibat tubuh dipaksa misalnya tetap berolahraga intensitas berat, maka akan mempengaruhi imunitas hingga kejadian depresi.

        Baca Juga: Ngeri! Bukan Hanya Menyerang Paru-paru, Kini Covid-19 Menyebabkan 'Sindrom Dubur Gelisah'

        "Analoginya seperti gawai kalau di-charge-nya bagus baterai akan full. Kebayang kalau baterai kita low dipakai untuk socmed (yang banyak menguras daya baterai) lama-lama nge-drop. Saat bangun tidak fit," kata Grace.

        Untuk menghitung detak jantung maksimum seseorang bisa dilakukan dengan mengurangkan usia dari 220. Misalnya, apabila Anda berusia 32 tahun, maka detak jantung maksimal 188.

        Menurut The American Heart Association, detak jantung maksimal saat berolahraga intensitas sedang sekitar 50-70 persen dari detak jantung maksimum seseorang, sementara untuk olahraga yang kuat sekitar 70-85 persen dari detak jantung maksimum.

        Baca Juga: 5 Anggapan tentang Penyakit Jantung Ini Salah Besar, Anggapan Nomor 1 Masih Sering Dipercaya

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: