Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tidak Boleh Dianggap Remeh, BAB Berdarah Bisa Merujuk pada Penyakit Berbahaya Ini

        Tidak Boleh Dianggap Remeh, BAB Berdarah Bisa Merujuk pada Penyakit Berbahaya Ini Kredit Foto: Pexels/Andrea Piacquadio
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Kanker usus adalah jenis kanker yang biasanya berkembang dari usus besar atau muara akhir saluran pencernaan. Umumnya, kanker usus pada stadium satu dan dua terjadi tanpa gejala. 

        Hal ini diungkapkan oleh Spesialis Penyakit Dalam, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM. 

        “Memang ini harus diwaspadai penyakit ini di awal tanpa gejala karena bisa saja bentuk tumor tidak bersentuhan menyebabkan pendarahan jadi bisa saja ada ambeien bisa kebetulan teropong ternyata ada tumor, gejala bisa tumpang tindih, BAB berdarah karena ambeien ternyata BAB berdarah karena tumor,” kata dia dalam program Hidup Sehat tvOne, Senin 4 Oktober 2021. 

        Baca Juga: Belum Banyak yang Tahu, Buah Ini Ternyata Membantu Kesehatan Pencernaan

        Lebih lanjut, ambeien tidak selalu berkaitan dengan kanker usus namun tetap perlu diwaspadai. 

        “(Ambeien) tidak selalu, kadang masyarakat mendiagnosis diri sendiri, BAB berdarah ambeien, akhirnya BB turun, mulai merasa gak nyaman perut bawah, berobat lanascopy ternyata ada,” kata Ari. 

        Tidak hanya itu, Ari juga mengimbau masyarakat untuk juga mewaspadai konstipasi. Sebab, kata Ari, konstipasi bisa menjadi risiko dari kanker usus besar. 

        “Sembelit salah satu gejala kanker usus besar, kemudian diikuti berat badan turun, ada pucat karena HB turun,” kata dia. 

        Baca Juga: Apa Itu Diabetic Macular Edema?

        Jika mengalami konstipasi, masyarakat diperbolehkan untuk mengonsumsi obat pencahar. Tetapi perlu diperhatikan konsumsinya.

        “Boleh pencahar tapi harus konsumsi makanan sayur ditingkatkan, minum ditingkatkan, olahraga, sifatnya hanya pelunak feses, lebih aman dibandingkan sifatnya merangsang usus untuk bekerja,” kata Ari. 

        Ari menjelaskan, penyebab kanker usus sendiri multifaktor. Mulai dari usia, di mana usia di atas 60 tahun paling berisiko, faktor risiko genetik, hingga gaya hidup.

        Baca Juga: Catat! Ternyata Ini Kopi yang Cocok untuk Penderita Maag

        “Penyebab multi faktor, tapi bisa kita bilang faktor risiko umur di atas 60, faktor genetik bapak ibu riwayat kanker usus besar, ada riwayat polip atau riwayat kanker usus bisa aja kambuh, gaya hidup ngerokok, minum alkohol, obesitas itu juga salah satu, makan yang terlalu banyak lemak berlebihan daging merah, kurang makan sayur,” kata Ari. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: