Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Didukung Pemerintah, Aktivitas Merger dan Akuisisi Diprediksi Tetap Kuat di 2022

        Didukung Pemerintah, Aktivitas Merger dan Akuisisi Diprediksi Tetap Kuat di 2022 Kredit Foto: Freepik
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        IMF menargetkan pertumbuhan ekonomi global di kisaran 3,6 persen. Di kuartal I/2022, namun nyatanya pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat melesat 5,01 persen (year-on-year/yoy), termasuk yang terbesar di kawasan ASEAN.

        Dukungan pemerintah untuk menjaga pemulihan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, sebagaimana tercantum dalam salah satu agenda utama G20, semakin memberikan stimulus bagi investasi di Indonesia, yang berdampak langsung terhadap peningkatan aktivitas Merger & Acquisitions (M&A).

        Di tingkat global, tahun 2021, kinerja M&A mencatat rekor, baik dalam hal volume dan nilai, dengan jumlah transaksi kesepakatan melebihi 62.000 dan naik sebesar 24% dari level tahun 2020. Di Indonesia, setelah mengalami penurunan yang signifikan pada tahun 2020 yang disebabkan oleh COVID-19, jumlah transaksi dan volume M&A yang dilaporkan mengalami peningkatan yang signifikan, tertinggi selama 10 tahun terakhir. Sepanjang tahun 2021, tercatat 103 transaksi M&A yang dilaporkan, melonjak 186% dibanding tahun 2020, dengan total transaksi sebesar US$44 miliar. Baca Juga: Tidak Benar! Wapres Minta Tunda Rencana Merger BTN Syariah

        Michael Goenawan, PwC Indonesia Advisory Leader, mengatakan, pertumbuhan M&A di Indonesia sebagian besar dihasilkan dari 4 sektor utama yaitu telekomunikasi & teknologi dengan total transaksi sebesar US$14,7 miliar dilanjutkan dengan business services sebesar US$2,7 miliar dan sektor transportasi sebesar US$2,2 miliar dan terakhir adalah sektor Energy, Mining & Utilities sebesar US$2 miliar.

        "Pertumbuhan ini tidak terlepas dari dorongan dan dukungan pemerintah melalui perubahan regulasi dan rencana pengembangan termasuk pembangunan infrastruktur," tukasnya di Jakarta, Kamis (16/6/2022).

        Kegiatan M&A diprediksikan akan tetap kuat sepanjang tahun 2022, meskipun terdapat tantangan pasar dan persaingan di antara para investor seperti private equity dan perusahaan modal ventura. Iklim investasi yang positif dan optimisme regulasi memberi dorongan kuat pada peningkatan transaksi, aliran modal masuk, dan minat global ke Indonesia. 

        Fabio Kusuma, PwC Indonesia Advisory Partner, menambahkan, dalam kondisi M&A yang aktif, nilai tidak hanya ditentukan oleh proses uji tuntas dan valuasi, melainkan juga melalui strategi penciptaan nilai yang dipertimbangkan dengan cermat semenjak tahapan pre-deal. Baca Juga: BNI Tuntaskan Akuisisi: Sulap Menyulap Bank Mayora Jadi Bank Digital Dimulai

        "Strategi terkait repositioning, peningkatan performa, optimalisasi aset serta pertimbangan penting lainnya seperti ESG akan memampukan investor untuk merealisasikan potensi penuh dan meningkatkan peluang keberhasilan transaksi mereka," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: