Orangtua bertanggung jawab mengenalkan nilai-nilai Pancasila kepada anak. Sehingga anak-anak tidak mudah terpapar budaya luar seiring masifnya kemajuan teknologi informasi.
VP-Head of Marketing East Java Bali Nusra dan PT Indosat Tbk, Heny Tri P., SE mengatakan, orangtua harus mampu mengarahkan anak-anak. Proses edukasi sekarang ini tentunya berbeda dengan zaman dulu. Anak-anak sudah tidak bisa lagi didik dengan cara doktrin. Mereka harus diberi contoh.
Baca Juga: BRI Kolaborasi dengan Majoo Berikan Solusi Digital untuk Merchant di Indonesia
“Orangtua juga harus mendengarkan pendapat anak tentang Pancasila,” kata Heny saat webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur, pada Jumat (30/9/2022).
Pengguna internet di Indonesia pada tahun 2021 mengalami peningkatan, We Are Social mencatat kini pengguna internet di Indonesia mencapai 202,6 juta pengguna, di mana sebanyak 170 juta penggunanya menggunakan media sosial.
Orangtua, lanjut dia, bisa mencontohkan kepada anak terkait nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Misal sila pertama yang nilai utamanya cinta kasih. Contoh sederhana yaitu mengajak anak beribadah dan berdoa bersama-sama.
Kemudian, sila kedua yang nilai utamanya adalah kesetaraan. Orangtua dapat mencontohkan kepada anak untuk memperlakukan asisten rumah tangga (ART) secara adil. Dilanjutkan sila ketiga yang mengutamakan harmonisasi. Sehingga mengajarkan anak-anak untuk berteman tanpa memandang latar belakangnya.
Baca Juga: Potensi Kolaborasi di Ruang Digital Memerlukan Aturan Etika dalam Berelasi
“Sila keempat, kita bisa coba ketika berada di meja makan. Kita berkoordinasi, saling bicara, berdiskusi. Beri kesempatan anak berbicara lebih banyak, jangan kita yang orangtua. Bisa jadi kita yang belajar dari mereka,” kata Heny.
Sila kelima mengutamakan nilai gotong royong. Orangtua dapat memberi contoh dengan mengajak anak selalu berbagi dalam kondisi apa pun. Tidak harus ketika berlebih. Bantulah siapapun yang membutuhkan.
Baca Juga: Aspek Keamanan Digital Dasar dan Risiko Identitas Pribadi Dicuri
Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.
Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok masyarakat di wilayah Kota Mojokerto, Jawa Timur merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya untuk berbagi terkait budaya digital antara lain CEO and Founder of Coffee Meets Stocks, Theo Derick. Kemudian VP-Head of Marketing East Java Bali Nusra dan PT Indosat Tbk, Heny Tri P., SE, serta mengundang Pemeriksa Fakta Senior MAFINDO, Bentang Febrylian.
Baca Juga: Potensi Buruk Internet Tanpa Pengetahuan Keamanan Digital
Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Makin Cakap Digital 2022 hubungi info.literasidigital.id dan cari tahu lewat akun media sosial Siberkreasi, bisa klik ke Instagram @siberkreasi dan @literasidigitalkominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar