Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pengamat Sebut Koalisi Indonesia Bersatu Perlu Segera Ajukan Capres dari Hasil Konvensi

        Pengamat Sebut Koalisi Indonesia Bersatu Perlu Segera Ajukan Capres dari Hasil Konvensi Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Geliat manuver aktor dan partai politik terus berlangsung agar bisa mendapat hasil maksimal di Pilpres 2024.

        Mengenai perkembangan yang ada, Direktur Eksekutif Indonesian Presidential Studies (IPS) Nyarwi Ahmad mengatakan dinamika politik dalam tubuh Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih sangat longgar dan dinamis.

        Namun, kata dia, ke depan KIB bisa melakukan konvensi atau mencalonkan sosok dari kalangan sendiri.

        “Kenapa KIB tidak mengadakan konvensi untuk mencari Capres dan Cawapres potensial dengan menjaring atau menentukan sosok capres yang menjadi daya tarik. Salah satu ketua partai (KIB) misalnya Pak Airlangga,” kata Nyarwi pada Rabu (5/10/2022).

        Tiga parpol anggota KIB, yaitu Partai Golkar, PPP dan PAN tengah intensif melakukan pendekatan ke sejumlah partai.

        Baca Juga: Ulah PSI Main Deklarasi Capres Malah Bikin Sulit Posisi Ganjar Pranowo, Analisis Refly Harun Nggak Main-main: Megawati Pasti Tidak Mau…

        Wakil Ketua DPP PPP Arsul Sani mengatakan pihaknya akan mengevaluasi keberadaan PPP di koalisi dan terbaru, mengajak Partai Demokrat bergabung ke KIB.

        “Kecenderungannya, apa yang daya tarik KIB sehingga Demokrat atau partai lain mau bergabung. Kalau dilihat kan KIB kan cukup solid, cukup untuk mengusung kandidasi pasangan capres cawapres, memenuhi kriteria presidential threshold," ujar Nyarwi.

        Namun, Nyarwi menegaskan dalam berkoalisi tentu partai akan mempertimbangkan keuntungan apa yang akan mereka dapatkan dalam berkoalisi. Demikian juga menemukan kecocokan untuk sosok Capres dan Cawapres potensial dengan mereka.

        “Peluang koalisi KIB ini ditengah perkembangan kandidasi capres sangat dinamis, masih sangat longgar. Pasti ada dinamika dalam masing-masing partai apakah akan bertahan di KIB atau mulai memikirkan koalisi yang sudah ada,” ungkap Nyarwi.

        PPP

        Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) A Khoirul Umam menyatakan sikap PPP yang mulai tidak solid sejak Suharso Monoarfa dicopot dari kursi ketua umum partai.

        “Itu mengindikasikan kegalauan akut di internal PPP. Kegalauan itu tidak lepas dari dinamika politik internal partainya, yang melibatkan tarik ulur kepentingan, baik kepentingan yang berasal dari internal maupun eksternal partai,” katanya.

        Baca Juga: Firli Bahuri Mohon Siap-siap Kalau Mau Senggol Anies Baswedan Meski Minim Bukti, Analisis Rocky Gerung Tajam: Anies 'Dijamin' Dua Tokoh!

        Untuk itu, Umam menyarankan PPP segera merapatkan barisan untuk memitigasi kegalauan tersebut.

        Seluruh elemen PPP seharusnya duduk bersama guna mengonsolidasikan kekuatan dan menyatukan cara pandang, agar tidak salah melangkah dalam menentukan koalisi ke depan. Pasalnya, ketika dibiarkan berlarut, maka PPP berpotensi semakin terbelah dan kehilangan suara di basis elektoral.

        "PPP harus ingat, kesalahan menentukan pilihan koalisi membuatnya mengalami split ticket voting yang berdampak signifikan terhadap terdegradasinya suara PPP di sejumlah basis wilayah utamanya, di Jawa Tengah dan Jawa Timur,” ujar Umam.(fri/jpnn)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: