Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Elektabilitas Konsisten Naik, Prabowo Subianto Benarkah Bisa Kalahkan Anies dan Ganjar?

        Elektabilitas Konsisten Naik, Prabowo Subianto Benarkah Bisa Kalahkan Anies dan Ganjar? Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Elektabilitas Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto menurut hasil penelitian lembaga Survei dan Polling Indonesia (SPIN) sejak Agustus 2021-Oktober 2022 secara konsisten mengalami peningkatan.

        "Elektabilitas Pak Prabowo tidak stagnan atau turun, tapi dia naik," kata Direktur Eksekutif SPIN, Igor Dirgantara, dalam paparannya secara daring, Senin (24/10/2022).

        Baca Juga: Anies Temui Jokowi, Pengamat Bilang Bakal Ada Kejutan di Pilpres 2024: Jangan Heran Kalau Tiba-tiba Anies Duet dengan Ganjar

        Sementara itu, dua rival terdekat Prabowo, yakni Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, dan eks Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengalami pasang-surut.

        Elektabilitas Ganjar pernah turun pada Februari 2022 menjadi 12,8% dari 13,1% pada Desember 2021, sedangkan Anies menyusut menjadi 11,5% pada Oktober 2022.

        SPIN setidaknya telah menggelar enam kali survei tentang elektabilitas capres sejak Agustus 2021. Setiap penelitian dipaparkan per dua atau empat bulan sekali.

        Dalam riset tersebut, elektabilitas Prabowo selalu menanjak bertahap. Perinciannya, 21,9% (Agustus 2021), 23,2% (Desember 2021), 24,5% (Februari 2022), 26,5% (April 2022), 29,3% (Juli 2022), dan 31,7% (Oktober 2022).

        Baca Juga: Anies Temui Jokowi, Pengamat Bilang Bakal Ada Kejutan di Pilpres 2024: Jangan Heran Kalau Tiba-tiba Anies Duet dengan Ganjar

        Lebih jauh, Igor memaparkan, ada beberapa faktor yang membuat Prabowo dapat menjaga tren positif elektabilitas. Pertama, mantan Danjen Kopassus ini dianggap sebagai sosok yang tegas.

        Prabowo bersama Gerindra pun dinilai menjadi tokoh dan partai politik yang paling berkomitmen saat menjadi oposisi maupun koalisi pemerintah.

        "Ketika menjadi oposisi konsisten. (Pada) 2014-2019, Gerindra dan Prabowo menjadi oposisi. Lalu, sekarang bergabung, ya, untuk menghindari perpecahan. Tapi, juga konsisten," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

        Bagikan Artikel: