Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        e-Fishery Kumpulkan Dana Segar Rp715 Miliar dari KWAP dan 500 Southeast Asia

        e-Fishery Kumpulkan Dana Segar Rp715 Miliar dari KWAP dan 500 Southeast Asia Kredit Foto: EFishery
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Perusahaan teknologi perikanan (aquatech), e-Fishery telah mengumpulkan pendanaan sebesar US$47,7 juta lebih (Rp715 miliar lebih) dalam putaran pendanaan Seri D. Pendanaan ini membuat valuasi startup ini menjadi sekitar US$1,33 miliar (Rp19 triliun), menurut pengajuan regulasi yang diakses DealStreetAsia-Data Vantage.

        Dilansir dari DealStreetAsia pada Selasa (4/7/2023), perusahaan unicorn asal Indonesia tersebut menerima US$30 juta (Rp449 miliar) dari perusahaan dana pensiun Malaysia bernama KWAP dan lainnya dari investor modal ventura regional 500 Southeast Asia sebesar US$17,7 juta (Rp265 miliar) minggu lalu.

        Pengajuan kepada Otoritas Regulator dan Korporasi Akuntansi Singapura (ACRA) hanya mencerminkan pendanaan ekuitas yang diterima sejauh ini dalam satu putaran dan keseluruhan putaran pendanaan yang dapat lebih besar dan/atau memiliki komponen lain seperti utang.

        Baca Juga: Startup Agroteknologi e-Fishery Capai Status Unicorn dengan Pendanaan Seri D Senilai Rp1,6 Triliun

        Investasi tersebut datang ketika e-Fishery menerima pendanaan sebesar US$20 juta (Rp299 miliar) dari dana kekayaan negara atau Sovereign Wealth Fund (SWF) Abu Dhabi ADQ dan berada di atas US$108 juta (Rp1,6 triliun) yang dikumpulkan perusahan rintisan (startup) aquatech pada Mei lalu dari investor yang dipimpin oleh G42 Global Expansion Fund (42XFund) yang berbasis di Uni Emirat Arab. 

        e-Fishery yang menjadi perusahan unicorn setelah menerima pendanaan dari 42XFund, dapat mengumpulkan pendanaan lebih dari US$200 juta (Rp2,9 triliun) di putaran Seri D-nya, sesuai dengan pengajuan sebelumnya.

        e-Fishery memulai operasinya di tahun 2013 sebagai pengumpan internet of things (IoT) budi daya ikan dan udang. Pengumpan IoT tersebut mencatat data seberapa banyak pakan yang harus diberikan pembudi daya untuk ikan atau udang mereka.

        Perusahaan tersebut juga melakukan diversifikasi usaha seperti e-Fishery Fresh (toko ikan), e-FisheryFeed (pakan ikan dan udang), dan e-Fishery Fund (penyedia pinjaman untuk pembudi daya akuakultur).

        Layanan-layanan tersebut melayani hampir 100 ribu pembudi daya yang bekerja di 270 ribu tambak, menjual 12 ribu ton ikan setiap bulan. Para pembudi daya tersebut sering mengekspor hasil tambak mereka ke China, Jepang, Korea, dan beberapa negara di Timur Tengah.

        Tahun lalu, e-Fishery mengeklaim bahwa mereka telah menyebarkan ribuan smart feeder (pengumpan pakan pintar), yang melayani lebih dari 30 ribu pembudi daya di 24 provinsi di Indonesia hingga saat ini. Di samping itu, lebih dari 7 ribu pembudi daya telah didukung oleh layanan eFund dari perusahaan tersebut, dengan total pinjaman yang disetujui melampaui US$28 juta (Rp419 miliar). 

        e-Fishery pun meraih US$90 juta (Rp1,3 triliun) pada putaran pendanaan Seri C yang dipimpin bersama investor milik negara Singapura, seperti Temasek, SoftBank Vision Fund II, dan Sequoia Capital milik India.

        Dalam putaran pendanaan Seri B-nya, e-Fishery meraih pendanaan yang jumlahnya tidak disebutkan pada Agustus 2020. Putaran tersebut didukung Northstar Group dan Go-Ventures, dengan partisipasi dari Aqua Spark dan Wavemaker Partners. Perusahaan tersebut juga mendapatkan pembiayaan utang sebesar US$32 juta (Rp479 miliar) dari DBS Bank Indonesia pada Oktober tahun lalu.

        Baca Juga: CEO Startup Dagangan Buka-bukaan Rahasia di Balik Lonjakan Pendapatan 44%

        Unicorn Indonesia ini sebelumnya mengumumkan rencana untuk menggandakan pasar di Amerika Serikat karena tampaknya akan meningkatkan kontribusi ekspor secara signifikan ke lini teratasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nadia Khadijah Putri
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: