Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk dapat menampung karbon.
Menurutnya, Indonesia berpotensi mampu menyimpan hingga 400 giga ton CO2 melalui depleted reservoir dan saline aquifer.
"Saya tadi sudah katakan 400 giga ton yang sudah diketahui sekarang," ujar Luhut saat ditemui di Menara Danareksa, Senin (24/7/2023).
Baca Juga: Luhut Buka Kemungkinan Perluasan Persyaratan Insentif Motor Listrik
Luhut mengatakan, angka tersebut tidaklah pasti. Namun, kemungkinan besar akan lebih besar karena posisi Indonesia yang berada di ring of fire atau jalur gunung berapi.
Lanjutnya, ia menyebut bahwa saat ini pemerintah sedang fokus menertibkan hutan-hutan yang ada, kemudian dimasukan ke dalam sistem digital agar dapat saling terintegerasi untuk percepatan.
"Ini sedang menata dan kami menertibkan hutan-hutan kita, kepemilikan hutan dan mengenai mangrove, depleted reservoir, saline aquiver, dan semua akan kita digitalkan. Saya pikir saya buat negara kita kuat," ujarnya.
Depleted reservoir dan saline aquifer ini efektif untuk mengurangi CO2 dan sangat berharga seperti Singapura yang membutuhkan tempat untuk injeksi CO2 yang mereka miliki.
"Ya saya kira sangat efekttif, orang kaya Singapura ini kan tidak punya tempat untuk injeksi CO2, kita punya banyak sekali depleted reservoir dan saline aquiver kita, kamu taruh bayarkan," ucapnya.
Baca Juga: Jadi Mobil Listrik Terlaris, Berikut Kiprah Wuling Air EV
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: