- Home
- /
- New Economy
- /
- CSR
Simbiosis Mutualisme Harita Group, Bukti Industri Nikel untuk Rakyat Indonesia
Industri nikel tanah air sedang mengalami percepatan, tuntutan pasar ditambah kemunculan program hilirisasi menjadi momentum keemasan tak hanya bagi pengusaha, namun juga masyarakat dari Indonesia.
PT Trimegah Bangun Persada (TBP) misalnya, Grup Harita Nickel yang bergerak di bidang pertambangan dan pengolahan bijih nikel ini selain fokus untuk membantu terciptanya ekosistem ekonomi hijau lewat menyediakan bahan baku baterai mobil listrik, pihaknya juga selalu konsisten menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR).
Baca Juga: Meroketnya Ekonomi Maluku Utara, Bukti Keberkahan Industri Nikel Indonesia
Perusahaan dalam penyerapan tenaga kerja dalam wilayah operasional konsisten mengutamakan tenaga kerja asal wilayah. Manfaat dari kebijakan tersebut langsung terasa oleh masyarakat lewat adanya peningkatan ekonomi yang terjadi di sekitar wilayah operasional dari Trimegah Bangun Persada.
Dalam kunjungan ke lokasi perseroan di Pulau Obi, Maluku Utara, Warta Ekonomi berkesempatan menyaksikan salah satu program CSR perseroan, yakni membantu perkembangan UMKM di Desa Kawasi. Salah satunya adalah kelompok usaha mikro yang dipimpin oleh Mama Cahya, yang merupakan penduduk asli pulau tersebut.
Mama Cahya membangun usaha mikro Bersama puluhan ibu-ibu lainnya. “Tujuan utama saya adalah membantu Masyarakat yang membutuhkan agar hidup kami memberi arti kepada sesama, “ ujar Mama Cahya kepada rombongan media yang mengunjunginya. Kepada rombongan yang mengunjunginya Mama Cahya menghidangkan aneka kripik serta sambel buatan kelompok tersebut.
Menurut Gatot, Community Development Manager PT Trimegah Bangun Persada Tbk, produksi dari Mama Cahya serta berbagai bidang usaha lainnya diusahakan untuk memenuhi kebutuhan karyawan Harita yang jumlahnya mencapai 30.000 orang, termasuk kontraktor. Untuk kebutuhan tersebut Gatot aktif mengelola Masyarakat sekitar, baik yang tergabung dalam bumdes maupun perorangan agar menjadi bagian dari ekosistem perekonomian perseroan.
Mama Cahaya sendiri merasa bangga dengan apa yang sekarang sudah dicapainya. Maklum, sebelum ada Harita, keluarganya hanya bisa Bertani dan mencari ikan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. “Kapal yang datang hanya satu bulan sekali,” ceritanya.
Setelah Harita masuk, ujarnya, barulah ada perubahan. “Listrik masuk bersamaan dengan hadirnya Harita,” ujarnya.Bersamaan dengan bertambahnya jumlah pendatang, maka ekonomi pun turut berkembang. Ide-ide bisnis bermunculan. Di Dewa Kawasi kini muncul berbagai usaha, mulai dari pasar becek, penjualan ikan, kos-kosan, warung makan, kafe sederhana, panti pijat sampai jasa pembayaran yang didominasi oleh BRILink.
Hilirasisasi makanan pun menjadi bagian dari kehidupan Mama Cahya. “Ikan yang tidak laku bisa diolah menjadi sambal,” ujarnya. Bahkan, setelah kebutuhan dasar keluarganya terpenuhi, Mama Cahya punya agenda menyantuni anak yatim. “Saya sudah membantu beberapa anak yatim,” ujarnya sambil menahan haru.
Baca Juga: Efisiensi Harita Group, Sulap Limbah Menjadi Rumah
Gatot mengatakan bahwa pihaknya mulai terlibat dalam pemberdayaan Masyarakat sekitar Kawasan industry mereka sejak 2019. “Kami ingin membangun daerah sekitar demi kejayaan Indonesia,” ujarnya. Karena Gatot yakin bahwa Perusahaan tempatnya bekerja mempunyai kontribusi besar bagi perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, lanjutnya, pihaknya akan sangat menjaga harmonisasi antara Perusahaan dengan lingkungan hidup Masyarakat.
Kemajuan dan Penghargaan
Apa yang dikatakan Gatot tentunya bukan omong kosong belaka. Buktinya Maluku Utara baru-baru ini dinobatkan sebagai wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia. Ia mencapai 23,4% pada tahun 2022.
Baca Juga: Tingkatkan Kesejahteraan Masyarakat, Harita Nickel Gencar Berdayakan Petani
“Perusahaan senantiasa mengutamakan tenaga kerja asal wilayah setempat dengan rata-rata persentase serapan mencapai 60% setiap tahunnya dari seluruh unit bisnis dan perusahaan partner,” ungkap Perusahaan dalam keterangan tertulis.
Selain itu, Perusahaan juga memiliki beberapa program unggulan untuk masyarakat yang meliputi perbaikan lingkungan, pendidikan untuk peningkatan sumber daya manusia (SDM), pemberdayaan ekonomi, dan aktivitas sosial kemasyarakatan secara berkelanjutan. Semua hal tersebut tertuang dalam sebuah program yang diberi nama Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM).
“Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat merupakan program tanggung jawab sosial perusahaan bagi masyarakat di sekitar wilayah operasional,” ungkapnya.
Pelaksanaannya sendiri dijalankan berdasarkan prinsip sinergi, Trimegah Bangun Persada bersama dengan pemangku kepentingan baik pemerintah maupun masyarakat bergandengan tangan guna mewujudkan peningkatan pembangunan hingga kesejahteraan masyarakat untuk lebih mandiri dan berkelanjutan.
Terbukti, dengan prinsip tersebut perusahaan dan masyarakat dapat hidup dalam simbiosis mutualisme yang tercerminkan dalam sejumlah hal di Maluku Utara. Misalnya, petani sekitar wilayah operasional Trimegah berhasil terdongkrak bisnisnya hingga tak perlu bingung menjual komoditas hasil panennya setiap tahun setelah mengikuti pembinaan yang dilakukan oleh perusahaan.
Selain itu perusahaan juga membantu pembangunan nasional dengan cara membangun infrastruktur dasar yang dibutuhkan masyarakat seperti menghadirkan hunian baru layak untuk warga setempat, Pembangunan rumah ibadah hingga gedung sekolah sampai dengan akses listrik dan air.
“Tersedianya akses listrik menjadi salah satu kebutuhan mendasar warga setempat yang kini terpenuhi,” jelasnya.
Dengan suksesnya program ini, tak heran Perusahaan mendapatkan apresiasi langsung dari pemerintah. Trimegah Bangun Persada berhasil mendapatkan penghargaan dalam ajang dari “Corporate Social Responsibility dan Pembangunan Desa Berkelanjutan (PDB) Awards 2023” yang diselenggarakan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi bekerja sama dengan Indonesia Social Sustainability Forum (ISSF).
Baca Juga: Heboh! Cadangan Nikel RI Sekarat 15 Tahun Lagi, Apa Biang Keroknya?
Dalam ajang tersebut, perusahaan berhasil meraih 3 peringkat emas untuk 3 program PPM dan 1 peringkat silver untuk kategori perorangan melalui program Gemar Papeda (Gerakan Kemandirian & Penguatan Kapasitas Pelaku Usaha Desa), Program Kawasi Unikk (Unit Kewirausahaan Komunitas), dan Program Pijar Obi (Pemenuhan Infrastruktur Dasar untuk Kesejahteraan Obi). Sedangkan peringkat Silver kategori perorangan diraih oleh tim internal perempuan yang melakukan pendampingan bagi masyarakat di sektor UMKM wanita dan suplier lokal di Pulau Obi.
Penulis : Aldi Ginastiar
Laporan : Muhamad Ihsan
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: