Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Hadapi Resesi, Dua Fenomena Ini Bisa Dimanfaatkan Sektor Industri

        Hadapi Resesi, Dua Fenomena Ini Bisa Dimanfaatkan Sektor Industri Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Konsultan Bisnis dan Pakar Marketing, Yuswohady mendorong industri lokal untuk tak perlu bimbang menghadapi ancaman resesi global di 2024. Hal ini mengingat sejumlah fenomena yang muncul di Indonesia.

        Ia menuturkan, resesi dapat dipastikan akan turut menyerang dan membuat segala kebutuhan naik. Hal ini dikarenakan adanya perang antara Israel dan Palestina, namun dari hal tersebut juga timbul satu berkah, khususnya untuk pengusaha lokal.

        Baca Juga: Mishr Al Kheir Apresiasi Baznas: Bantuan Indonesia Sangat Berarti Bagi Palestina

        Gerakan boikot produk Israel adalah momentum yang menurutnya harus dimanfaatkan dengan optimal. Pengusaha lokal harus segera membuat ikatan moral dengan konsumen-konsumen, khususnya umat dari Muslim, untuk menguatkan image dari produk lokal.

        “Jika pemboikotan produk yang terafiliasi dengan Israel semakin masif, maka produk lokal semakin menguat,” ujar Yuswohady dalam keterangan tertulis pada Kamis (7/12).

        Di sisi lain, pengusaha lokal juga harus memanfaatkan momentum pesta demokrasi alias Pemilu 2024. Dirinya mengatakan, walau terlihat menyuarakan ketidakpastian karena kemungkinan perubahan kebijakan dan sebagainya, pemilu juga menjadi kesempatan emas bagi industri di Indonesia.

        Industri barang dari kertas dan percetakan misalnya, industri ini seperti mendapatkan suntikan segar tak kala masa kampanye datang. Lonjakan ini terlihat dalam ajang dari Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

        Baca Juga: Angkat UMKM Solo, Jejak Kepemimpinan Gibran dalam Meretas Kemajuan Ekonomi

        “Menjelang masa kampanye 2014, Industri Barang dari Kertas dan Percetakan mendominasi di angka 0,05% & 0,03% dibanding setelah masa kampanye. Sementara pada masa kampanye 2019, tertinggi di angka 0,06% di tahun 2018 menjelang masa kampanye di mulai,” ungkap Yuswohady.

        Begitu juga dengan industri informasi dan komunikasi, sektor ini seperti mengalami kebangkitan jelang masuknya tahun politik dan masa kampanye di Indonesia.

        Baca Juga: Sektor Properti Dorong Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat

        “Selama tahun 2014, Informasi dan Komunikasi memperoleh angka tertinggi di triwulan I & II yaitu sebesar 0,12%. Sementara Pada masa kampanye 2019, Informasi & Komunikasi mengalami angka tertinggi di triwulan III 2018 yaitu sebesar 0,19% dibanding tahun 2019,” jelasnya.

        Adapun sektor-sektor lainnya yang turut mengalami peningkatan adalah makanan dan minuman, tekstil, logistik dan transportasi hingga akomodasi. Semua ini tidak terlepas dari kepentingan dan manuver calon pemimpin negeri yang ingin menyerap suara rakyat dan menang dalam pesta demokrasi.

        Baca Juga: PSI Diklaim Partainya Jokowi, PDIP: Kok Malah Endorse Partai Lain?

        “Pemilu mendatangkan berkah bagi beberapa sektor bisnis. Momentum pesta demokrasi membuat ekonomi berputar. Naiknya beberapa sektor bisnis di-drive oleh naiknya sources of demand,” ujar Yuswohady.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Aldi Ginastiar
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: