Kolaborasi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta menjadi kunci suksesnya gelaran dari Solo International Performing Art (SIPA) di Pamedan Pura Mangkunegaran, Solo. Acara yang berlangsung selama tiga hari dari tanggal 29 hingga 31 Agustus 2024 ini mengusung konsep seni pertunjukan yang menggabungkan kekayaan budaya dengan semangat modern.
Direktur SIPA, Irawati Kusumorasri, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada semua yang hadir dalam acara tersebut. Dalam hal ini, pihaknya menampilkan rangkaian pertunjukan yang memadukan seni tradisional dan kontemporer.
Baca Juga: Laris Manis, UMKM Solo Optimis Bangkit Pasca PEPARNAS
"Malam ini kita berkumpul kembali untuk merayakan keindahan seni pertunjukan dalam spirit Solo International Performing Art atau SIPA. Saya dengan penuh hormat dan cinta mengucapkan selamat datang kepada semua yang telah hadir di acara istimewa ini," ungkapnya, dilansir Senin (14/10).
Adapun tahun ini SIPA mengambil tema "Performing Royal Genesis," yang mana menonjolkan sosok Gusti Raden Ajeng (GRAj) Ancillasura Marina Sudjiwo, atau lebih dikenal sebagai Gusti Sura. Kakak dari KGPAA Mangkunegara X ini dipilih karena dianggap sebagai representasi generasi muda yang tetap setia pada akar budaya Indonesia.
SIPA 2024 juga menawarkan pengalaman yang lebih dari sekadar pertunjukan. Berbagai kegiatan pendukung turut memeriahkan acara ini, termasuk SIPA Urban Market yang menyajikan berbagai produk lokal seperti makanan, minuman, fashion, hingga kerajinan tangan yang mencerminkan budaya setempat.
Selain itu, rangkaian pertunjukan seni dari berbagai belahan dunia menjadi daya tarik utama SIPA. Beberapa kelompok seni internasional yang berpartisipasi di antaranya adalah Shin Dance Company dari Korea Selatan, Sanggar Greget dari Semarang, Nyala Dance dari Malaysia, serta Victoria College dari Australia.
Baca Juga: PEPARNAS Dongkrak dan Buka Peluang Investasi di Solo
Dengan antusiasme yang tinggi dan apresiasi besar terhadap budaya, SIPA 2024 tidak hanya berhasil menampilkan kekayaan seni tradisional, tetapi juga menjadikannya jembatan yang menghubungkan beragam kreativitas dari seluruh dunia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar