Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mainan Lama Terulang, Freeport Cari Jalan Perpanjangan Izin Ekspor

        Mainan Lama Terulang, Freeport Cari Jalan Perpanjangan Izin Ekspor Kredit Foto: PTFI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Isu perpanjangan izin ekspor konsentrat PT Freeport Indonesia (PTFI) kembali mencuat. Smelter yang diandalkan untuk hilirisasi tembaga dalam negeri bermasalah, sehingga perusahaan kembali mengandalkan izin ekspor yang akan habis pada 16 September 2025.

        Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menegaskan, keputusan perpanjangan izin sepenuhnya berada di tangan pemerintah.

        "Kan akan dievaluasi oleh pemerintah, jadi sesuai dengan Kepmennya memang akan dievaluasi pada saat mau berakhirnya. Itu yang kita tunggu hasil evaluasi dari pemerintah lah,” kata Tony saat ditemui di Jakarta, Rabu (27/8/2025).

        Baca Juga: Smelter Kembali Bermasalah, Freeport Ajukan Lagi Izin Ekspor Konsentrat

        Gangguan teknis melanda dua smelter Freeport. Di Smelter PT Smelting Gresik, produksi terhenti akibat kerusakan pada pabrik oksigen yang vital untuk proses pemurnian. Padahal, kapasitas pemurnian fasilitas ini mencapai 1,3 juta ton konsentrat per tahun. Akibatnya, sekitar 100 ribu ton konsentrat asal tambang Grasberg, Papua, tertahan tak terserap.

        “Iya, yang di PT Smelting itu berhenti produksi. Berhenti dulu sementara. Nggak ada downtime karena maintenance dan juga ada masalah di oksigen sehingga berhenti. Tapi sudah dalam proses perbaikan dan mudah-mudahan minggu pertama bulan September sudah bisa berproduksi,” jelas Tony.

        Sementara itu, Smelter Manyar yang sempat terbakar pada unit asam sulfat Oktober 2024 juga belum beroperasi penuh. Kendati demikian, Tony menyebut produksi terus meningkat sesuai target.

        “Sekarang kita sudah berproduksi lagi, katodat tembakannya sudah 5.500 ton, emasnya sudah 12,5 ton, peraknya sudah 20-an ton, dan diharapkan akhir tahun ini bisa sekitar 600.000 ton konsentrat itu dimurnikan di smelter baru,” paparnya.

        Baca Juga: Freeport Bakal Pasok 10 Ton Perak per Tahun ke Pabrik Solder Lokal

        Tony juga mengungkapkan kapal-kapal tengah antre melakukan proses loading ekspor konsentrat. “Mudah-mudahan cuacanya bagus sehingga loadingnya lancar, untuk kemudian diekspor. Jadi harapannya di 16 September bisa tercapai kira-kira 90 persen emas,” tambahnya.

        Sebelumnya, Bloomberg melaporkan Freeport menawarkan pasokan konsentrat tembaga lebih besar ke pasar ekspor usai gangguan di smelter Gresik. Penawaran itu memberi sedikit ruang bernapas bagi smelter global yang tengah menghadapi kelangkaan pasokan tembaga.

        Dengan kondisi tersebut, evaluasi pemerintah menjadi penentu apakah Freeport bisa melanjutkan ekspor konsentrat setelah 16 September 2025, atau sepenuhnya bergantung pada pemurnian domestik.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
        Editor: Djati Waluyo

        Bagikan Artikel: