Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wakil Ketua MPR Ingatkan Persaingan Sektor Energi Mancanegara Semakin Ketat

Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI Evert Erenst Mangindaan mengingatkan di era globalisasi yang semakin ketat ini persaingan dalam berbagai bidang semakin ketat terutama dalam perebutan sektor energi di tingkat mancanegara.

"Dalam soal energi, perebutan akan semakin ketat," kata E.E. Mangindaan dalam rilis di Jakarta, Kamis (8/12/2016).

Menurut Mangindaan, hal tersebut dapat diindikasikan antara lain dengan semakin banyak kendaraan berarti semakin dibutuhkan pula lebih banyak energi.

Dia mengutarakan rasa optimistisnya bahwa berbagai persoalan tersebut bisa diatasi dengan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Selain itu, Wakil Ketua MPR juga mengingatkan bahwa jumlah penduduk bumi dari waktu ke waktu semakin bertambah.

Dengan bertambahnya penduduk bumi, lanjutnya, maka kebutuhan semakin banyak, di mana selain energi juga air dan pangan. "Di sinilah terjadi persaingan memperebutkan ketiga hal tersebut terutama pangan dan energi," ujarnya.

Dalam era globalisasi, Mangindaan juga mengingatkan asing bisa mengintervensi kebijakan dalam negeri suatu negara.

Berdasarkan proyeksi Badan Energi Internasional (IEA), hingga tahun 2030 permintaan energi dunia meningkat sebesar 45 persen atau rata-rata mengalami peningkatan sebesar 1,6 persen per tahun.

Republik Indonesia, berdasarkan data Bank Dunia, pada tahun 2013 diperkirakan memiliki tingkat konsumsi energi per kapita yang mencapai 850 kilogram oil equivalent (kg setara minyak per kapita).

Jumlah tersebut, pada periode yang sama masih di bawah sejumlah negara tetangga, seperti Malaysia (3.020 kilogram setara minyak per kapita) dan Singapura (4.833 kilogram setara minyak per kapita).

Padahal, sejumlah kajian menunjukkan bahwa negara-negara yang memiliki tingkat kesejahteraan tinggi dalam waktu bersamaan juga memiliki tingkat konsumsi energi yang juga tinggi di kalangan warganya.

Untuk itu pula, Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) menggelar simposium dan Kongres Nasional XIV di Jakarta, 6-8 Desember 2016, guna memperkuat sinergi nasional dalam rangka mewujudkan kedaulatan energi di Tanah Air.

"Tema ini sangat relevan dengan kondisi Indonesia saat ini, di mana tantangan akan kebutuhan energi Tanah Air semakin besar yang mengharuskan kita untuk berpikir dan bekerja lebih keras untuk mencapai kedaulatan energi di masa datang," kata Ketua IATMI Alfi Rusin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (29/11).

Salah satu solusi yang ditawarkan adalah diversifikasi sumber energi guna mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil yang tidak terbarukan, utamanya minyak dan gas bumi (migas).

Menurut Alfi Rusin, harga minyak yang masih rendah telah menghambat sejumlah aktivitas pencarian cadangan baru sehingga juga menyebabkan ketersediaan energi migas di Indonesia menjadi semakin berkurang karena cadangan baru tidak ditemukan.

Untuk itu, ujar dia, Indonesia memerlukan strategi perencanaan bauran energi yang persentasenya perlu ditetapkan dengan tepat sehingga keberlangsungan pasokan energi akan berkesinambungan, seimbang, dan senantiasa terjaga. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: