Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Awal Tahun, Nilai Tukar Petani di Sulsel Turun 1,7 Persen

Awal Tahun, Nilai Tukar Petani di Sulsel Turun 1,7 Persen Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Nursam Salam, mengungkapkan Nilai Tukar Petani (NTP) di wilayahnya tercatat 102,16 persen atau terjadi penurunan 1,7 persen pada Januari 2017. Sebulan sebelumnya, NTP di Sulsel mencapai 103,93 persen. Penurunan NTP dipengaruhi merosotnya seluruh subsektor penopang.

"Bila dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya, maka seluruh subsektor mengalami penurunan NTP. Penurunan terbesar tercatat pada subsektor hortikultura sebesar 4,13 persen. Adapun, penurunan terendah pada subsektor perikanan sebesar 0,36 persen," kata Nursam, di Makassar, kemarin (1/2/2017).

Nursam menjelaskan berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan pada Januari 2017, pihaknya mantap menyimpulkan penurunan NTP. Penyebabnya yakni indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,03 persen dan indeks yang dibayar petani melonjak sebesar 0,69 persen. Indeks penerimaan petani merosot dipicu turunnya indeks pada tiga subsektor.

"Tercatat penurunan subsektor holtikultura sebesar 3,4 persen; subsektor perkebunan rakyat sebesar 1,76 persen dan subsektor peternakan sebesar 0,85 persen," ucap Nursam.

Selanjutnya, Nursam menuturkan kenaikan indeks yang dibayar petani melonjak karena didorong kenaikan indeks pada seluruh subsektor. Kenaikan indeks tertinggi terjadi pada subsektor tanaman hortikultura sebesar 0,77 persen. Adapun kenaikan terendah dipegang subsektor peternakan sebesar 0,53 persen.

Berdasarkan data BPS, NTP subsektor tanaman pangan sebesar 99,5 persen atau turun 0,6 persen dibandingkan akhir tahun lalu. Lalu, subsektor hortikultura sebesar 110,39 persen alias turun 4,12 persen. Subsektor perkebunan rakyat mencatat 95,36 persen atau turun 2,46 persen dan subsektor peternakan sebesar 108,24 persen alias turun 1,37 persen. Adapun, subsektor perikanan sebesar 100,37 persen atau turun 0,36 persen.

NTP diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang harus dibayarkan petani. NTP menjadi salah satu indikator melihat tingkat daya beli petani di pedesaan. NTP ini juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif makin kuat pula tingkat daya beli petani.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Sucipto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: