Warta Ekonomi, Balikpapan -
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) ?Klandasan Ulu Balikpapan mempelopori ?"Gerakan Belanja Warung Tetangga".?
Gerakan ini menyikapi kian maraknya keberadaan minimarket modern yang mengancam keberadaan warung kecil di sekitarnya.
Pertumbuhan minimarket nasional maupun lokal di Kota Balikpapan berdasarkan data Dinas Perizinan dan Investasi Pelayanan ?Terpadu yang terdaftar resmi 85 minimarket.
Ketua LPM Klandasan Ulu Ida Prahastuti menerangkan esensi dari gerakan belanja ke warung tetangga dan juga pasar tradisional, untuk lebih menumbuhkan rasa kesetiakawanan, kekeluargaan dan mempererat tali silaturahmi.?
"Itu dulu tujuan awalnya, ikatan sosial yang erat di tingkat RT. Untuk menolong warung tradisionil yang menurun omzetnya agar tetap eksis berjualan, itu adalah hal kedua dalam gerakan ini"terangnya (6/7/2017).
Menurutnya keberadaan pasar modern yang menjamur, otomatisasi membuat omzet penjualan warung kecil di pasar tradisional dan di lingkungan warga.?
Warung tradisionil yang ada tidak mungkin bersaing dengan minimarket dari banyak aspek.
Karena itu agar tidak lebih terpuruk, Ida Prahastuty yang juga anggota DPRD menjelaskan akan berkoordinasi dengan Perindagkop, Perizinan, Kadin dan beberapa instansi terkait.
Pihaknya juga akan mensupport warung tradisionil ini dengan berbagai hal baik kapasitas maupun permodalan.
"Untuk membuat tetangga rutin belanja, pemilik warung akan diberi support berupa wawasan usaha hingga tambahan permodalan dalam bentuk pinjaman. Kita adakan pelatihan, penataan warung, dan kelengkapan barang jualan. Yang jelas membuat tetangga betah belanja dan tidak perlu belanja keluar."bebernya.
Anggota Komisi IV DPRD Kota Balikpapan ini pun menilai gerakan belanja di warung tetangga sendiri sebenarnya sudah tersebar melalui sosmed dan beberapa daerah sudah menjalankan seperti di Lampung.
Di Kaltim khususnya Kota Balikpapan yang makin marak di penuhi minimarket, gerakan ini patut untuk segera dilaksanakan.
"Kalau tidak sekarang, ya kapan lagi." tantang Ida P.
Dia mengkhawatirkan dengan punah warung tradisionil dan tetangga ?akan menghilangkan ikatan nilai sosial dalam masyarakat. "Ketika Anda belanja di minimarket atau ruko modern misalnya, apakah ada komunikasi kekeluargaan? Seperti menanyakan kabar atau kondisi Anda dan keluarga? Kan tidak ada interaksi sosial. Beda. Jauh sama belanja di warung tetangaa." tandasnya.
"Nah nilai sosial yang mempererat persaudaraan dan persatuan dalam lingkungan itu yang kita takutkan hilang tergesur tanpa kita sadari."sambungnya.
Ida menambah untuk tahap awal pergerakan, Ida mengakui akan menjadikan Kelurahan Klandasan Ulu sebagai langkah awal atau pilot project untuk bergerak lebih luas nantinya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Aliev
Editor: Vicky Fadil
Advertisement