Harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani di Bali sebesar Rp4.639,46 per kilogram selama Januari 2018, meningkat Rp90,83 atau dua persen dari harga pada bulan sebelumnya sebesar Rp4.548,63/kg.
"Demikian pula, harga gabah kering panen di tingkat penggilingan naik sebesar Rp87,45/kg atau 1,89 persen dari Rp4.623,83 menjadi Rp4.711,28/kg," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho di Denpasar, Minggu (4/2/2018).
Ia mengatakan bahwa kenaikan harga gabah di tingkat petani dan penggilingan tersebut menyebabkan harga jauh lebih tinggi daripada harga patokan pemerintah (HPP) yang berlaku untuk tingkat petani sebesar Rp3.700,00/kg dan tingkat penggilingan Rp3.750,00/kg.
Harga gabah di tingkat petani dan penggilingan tersebut merupakan hasil pemantauan harga gabah di tujuh kabupaten di Bali meliputi Kabupaten Jembrana, Tabanan, Badung, Gianyar, Klungkung, Karangasem, dan Buleleng.
Adi Nugroho menambahkan bahwa subsektor tanaman pangan yang meliputi padi dan palawija bersama subsektor perikanan mengalami penaikan dari lima subsektor yang menentukan pembentukan nilai tukar petani (NTP) yang mampu mengetahui tingkat kemampuan dan daya beli petani di perdesaan.
Selain itu juga menunjukkan daya tukar dari produk pertanian terhadap barang dan jasa yang sangat diperlukan petani dalam memenuhi konsumsi rumah tangga.
NTP subsektor tanaman pangan pada bulan Januari 2018 sebesar 100,45 persen, naik 2,24 persen ddari NTP pada bulan sebelumnya (Desember 2017) yang tercatat 98,24 persen.
Dengan demikian, awal 2018 indeks nilai tukar petani tanaman pangan mampu melewati nilai 100. "Hal itu berarti nilai tukar atas hasil produksi tanaman pangan yang dihasilkan lebih tinggi daripada biaya produksi dan pengeluaran konsumsi rumah tangga petani," ujar Adi Nugroho.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Hortikultura Provinsi Bali Ida Bagus Wisnuardhana, dalam kesempatan terpisah menjelaskan bahwa pihaknya menargetkan meningkatkan luas tanam padi yang diharapkan akan berkontribusi untuk meningkatkan produksi beras di Pulau Dewata.
Ida Bagus Wisnuardhana menyebutkan realisasi luas tanaman padi di Bali pada 2017 mencapai 139.871 hektare. Ia berharap tahun ini dapat meningkat menjadi 146.501 hektare dengan sasaran mampu memproduksi sebanyak 842.122 ton gabah kering giling atau setara dengan 505.273 ton beras.
Dari sembilan kabupaten/kota di Pulau Dewata, kata dia, target produksi padi yang terbesar tertumpu di Kabupaten Tabanan, yakni 197.539 ton gabah kering giling. Daerah ini selama ini terkenal sebagai Lumbung Beras-nya Bali.
Wisnuardhana juga menyebutkan target produksi padi di delapan kabupaten/kota lainnya, yakni Jembrana, (59.079 ton), Badung (112.599 ton), Gianyar (188.243 ton), Klungkung (33.370 ton), Bangli (30.484 ton), Karangasem (69.611 ton), Buleleng (123.949 ton), dan Denpasar (27.246 ton).
Sasaran produksi gabah tersebut disesuaikan dengan potensi dan kemampuan petani maupun ketersediaan lahan di masing-masing daerah, ujarnya. (FNH/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fauziah Nurul Hidayah