Presiden Peternak Layer (ayam petelur) Nasional, Ki Musbar Mesdi meminta DPR dan Presiden mengevaluasi kinerja Kementerian Pertanian (Kementan) terkait kebijakan produksi dan cadangan jagung secara nasional.
Ia menilai klaim Kementan akan ketersediaan jagung dinilai tidak sesuai dengan fakta lapangan. Indikasinya adalah terus melonjaknya harga jagung yang kini mencapai Rp5.300/kg dan minimnya stok di pasar.
"Kami meminta DPR untuk melakukan evaluasi kinerja pemerintah soal jagung. Keberadaan stok jagung berapa, dibandingkan kebutuhan kita berapa, serta produksi kita per bulan berapa. Cadangan kan tidak ada, Bulog kan tidak ngumpulin jagung," ujarnya, Kamis (1/11/2018).
Lanjutnya, ia mengatakan harga jagung yang mencapai harga Rp5.300/kg menjadi indikasi minimnya ketersediaan. Sementara, kebutuhan jagung untuk bahan pakan ternak sangatlah tinggi, mencapai 780 ribu ton per bulan.
"Ini mempertaruhkan nasib 1,8 juta pelaku peternak unggas. Nasibnya mau dikemanakan?" tegasnya.
Lebih jauh ia mempertanyakan tidak adanya antisipasi yang dilakukan oleh Kementan, terkait siklus tingginya harga jagung pada periode Juli-September, yang disebabkan karena minimnya suplai.
Sementara itu, Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Imelda Freddy menyatakan, sudah sewajarnya pemerintah juga fokus untuk membenahi data jagung nasional.
“Ketika data salah, maka kebijakan yang dikeluarkan menjadi tidak efektif. Salah satu contoh dimana data pangan Indonesia tidak akurat dan berpengaruh terhadap kebijakan Indonesia adalah pada tahun 2015 dimana pemerintah memutuskan untuk membatasi impor dengan alasan suplai jagung mencukupi," urai Imelda.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: